TEROPONGNEWS.COM, MERAUKE – Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke, Papua mencatat per Agustus 2022 sebanyak 2.015 atau 16,2 persen anak Balita (bayi di bawah lima tahun) di Kabupaten Merauke menderita stunting.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke, dr. Nevile Muskita menyatakan bahwa data jumlah balita dengan stunting tersebut dilaporkan oleh petugas kesehatan dari seluruh puskesmas di Kabupaten Merauke melalui aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (E-ppgbm).
“Sesuai data E-ppbgm per Agustus 2022, tercatat 2.015 balita yang stunting. Jumlah anak balita yang diukur dan ditimbang sebanyak 12.466 orang, 16,2 persennya mengalami stunting,” sebut Nevile di Merauke, Selasa (6/9/2022).
Jumlah penderita stunting cukup tinggi terhitung dari Januari hingga pertengahan tahun ini, Nevile menyatakan ada peningkatan jumlah anak balita yang diukur dan ditimbang dibandingkan dengan tahun lalu. Pada 2021, jumlah anak balita yang diukur dan ditimbang sebanyak 9.150 orang. Sebanyak 1.954 anak atau 17,4 persen di antaranya menderita stunting.
“Berdasarkan data kami ada sekitar 21 ribu anak balita di Kabupaten Merauke. Tahun lalu yang ditimbang sekitar 9.000. Sementara tahun ini ada peningkatan, yakni 12.000 orang. Mulai tahun ini hingga 2024 mendatang kami melakukan 8 aksi konvergensi dengan melibatkan seluruh dinas. Seluruh dinas akan bersinergi dan bekerja sama dalam menurunkan angka stunting,” tuturnya.
Nevile menyebutkan data stunting Kabupaten Merauke tahun 2021 dilaporkan melalui aplikasi E-ppbgm oleh 25 puskesmas yang tersebar di 20 distrik daerah tersebut. Dirincikan, di wilayah Puskesmas Waan pada 2021 lalu terdapat 286 anak yang ditimbang, dan 100 orang di antaranya menderita stunting.
Di Puskesmas Kimaam, ada 115 anak yang ditimbang dan 40 orang di antaranya stunting. Puskesmas Tubang 134 anak ditimbang, 41 orang stunting. Pada Puskesmas Karang Indah, Distrik Merauke ada 346 anak yang ditimbang, 89 orang stunting. Kemudian, Puskesmas Ilwayap 263 anak ditimbang, 66 orang di antaranya stunting. Puskesmas Gudang Arang, Distrik Merauke 295 anak ditimbang, 111 orang stunting.
Selanjutnya Puskesmas Kaptel, ada 166 anak yang ditimbang, 37 orang stunting. Puskesmas Tanah Miring 505 anak ditimbang, 113 di antaranya stunting. Puskesmas Tabonji sebanyak 385 anak ditimbang, 80 orang stunting. Di Puskesmas Kelapa Lima, Distrik Merauke ada 109 anak yang ditimbang, 22 orang stunting. Puskesmas Samkai, Distrik Merauke 263 anak ditimbang, 51 orang stunting.
Berikutnya di Puskesmas Rimba Jaya, Distrik Merauke tercatat 108 anak menderita stunting, Puskesmas Muting 114 anak stunting, Puskesmas Bupul Distrik Eligobel sebanyak 78 anak stunting, Puskesmas Okaba 47 anak stunting, Puskesmas Wayau Distrik Animha terdapat 39 anak stunting, Puskesmas Kuprik Distrik Semangga ada 100 anak stunting, dan Puskesmas Kumbe Distrik Malind tercatat sebanyak 119 anak mengalami stunting.
Selanjutnya, Puskesmas Kuprik tercatat 51 anak stunting, Puskesmas Mopah Baru Distrik Merauke sebanyak 121 anak, Puskesmas Jagebob tercatat 16 anak, Puskesmas Ulilin 33 anak, Puskesmas Ngguti 10 anak, Puskesmas Naukenjerai 3 anak, dan Puskesmas Sota tercatat 5 anak yang menderita stunting.
“Totalnya 17,4 persen dari 60 persen sasaran. Dibanding dengan data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) itu persentasenya 28,3 persen. Dengan memperhitungkan 40 persen anak balita yang belum ditimbang, bisa dianalisa bahwa kemungkinan angka stunting di Merauke di atas 17 persen. Kalau kita rasionalisasi secara proporsional dengan data SEGI, kita dapatkan angka stunting di Merauke sekitar 21,70 persen,” ucap Nevile.
Ia menambahkan, ada delapan aksi konvergensi yang dimulai tahun ini, yakni aksi analisis situasi data stunting, rencana kegiatan, rembuk stunting, regulasi berupa peraturan bupati, aksi kader pembangunan manusia, sistim manajemen data, dan aksi pengukuran publikasi.