TEROPONGNEWS.COM, MAKASSAR – Program Mandiri Benih yang telah diluncurkan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Sudirman Sulaiman untuk para petani di Sulsel kini sudah mulai tampak dirasakan masyarakat petani di daerah setempat.
Di Kabupaten Bone, dan Maros misalnya, kuantitas dan kualitas produksi pertanian dari kelompok tadi yang menerima benih mandiri mulai merasakan dampak positifnya.
Contoh di Kabupaten Bone, seperti pengambilan ubinan bantuan benih padi APBD I di Poktan Ta’disangka, Desa Malimongeng, Kecamatan Salomekko, Rabu (24/8/2022).
Diketahui petani M. Jafar yang memiliki luas ubinan 2,5×2,5 meter dengan hasil ubinan 6,5 Kg. Produktifitas 10,4 ton/hektare. Varitas Impari 32.
Kelompok tani lainnya, yaitu Karya Baru, Desa Paccinge, Kecamatan Patimpeng dengan ubinan 4,5 Kg setara dengan 7,2 ton/hektare, kemudian Kelompok Tani Radda 2, Desa Karella, Kecamatan Mare dengan hasil ubinan 6,0 Kg atau setara dengan 9,6 ton/hektare.
Lalu, Kelompok Tani Samaenre, Desa Mare, Kecamatan Mare dengan hasil ubinan 5,0 Kg atau setara dengan 8,0 ton/hektare.
Selanjutnya Poktan Luppereng II, Desa Padatuo, Kecamatan Tonra dengan hasil ubinan 4,8 Kg atau setara dengan 7,6 ton/hektare.
Pengamat Pertanian, Dr Suardi Bakri menilai, program Mandiri Benih yang diinisiasi Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman adalah sebuah program yang sangat strategis dalam meningkatkan produksi pertanian berbagai sektor, termasuk perkebunan yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat petani di Sulsel.
“Mandiri benih adalah program yang sangat baik dari pak gubernur. Ya, karena ini meningkatkan produksi pertanian secara kualitas dan kuantitas,” ujar Dr Suardi kepada wartawan, di Makassar, Jumat (26/8/2022).
Doktor pertanian yang saat ini menjabat Dekan Pertanian UIM ini mengatakan, persoalan benih berkualitas adalah, prinsip utama dan sangat vital dalam menjaga kuantitas dan kualitas pertanian.
“Pak Gubernur kita tahu benar, apa yang harus dilakukan dalam meningkatkan produksi pertanian di Sulsel. Persoalan benih itu yang utama, dan Pak Gubernur sudah laksanakan di Sulsel,” jelas Suardi.
Dengan adanya mandiri benih ini, lanjut Dr Suardi, maka ke depan penguatan kelembagaan petani harus ditingkatkan. “Kelompok tani yang terverifikasi faktual harus menjadi sebuah keharusan oleh pemerintah,” tandas dia.