TEROPONGNEWS.COM, RAJA AMPAT- RSUD Kabupaten Raja Ampat melalui panitia lokal Advance Trauma Life Suport (ATLS) 2022 bekerja sama Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia (PABI) Cabang Papua menggelar Bakti Sosial Koreksi Bibir Sumbing dan Laparoskopi.
Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka memperingati HUT kabupaten Raja Ampat ke-19 pada 09 Mei 2022 lalu.
Rangkaian kegiatan pelatihan ATLS melibatkan para dokter dan sekaligus dilakukannya Bakti Sosial Koreksi Bibir Sumbing dan Laparoskopi bertempat di RSUD Raja Ampat, pada 22-29 Mei 2022 mendatang.
Direktur RSUD Raja Ampat, Meidi L. Maspaitella, S.Gz., MM, mengatakan pelatihan ATLS akan digelar di kabupaten Raja Ampat. “Ini merupakan pelatihan ATLS yang pertama kali dilakukan di provinsi Papua Barat,” ujar Meidi Maspaitella, Rabu (11/5/2022).
Kata Meidi, dengan diadakannya pelatihan ATLS di Raja Ampat untuk yang pertama kalinya, diharapkan angka partisipasi dokter umum di Provinsi Papua Barat dalam pelatihan tersebut dapat cukup baik untuk menjadi tolak ukur antusiasme target Komisi Trauma IKABI.
“Jika antusiasme peserta dianggap cukup baik, tidak menutup kemungkinan pelatihan ATLS di Provinsi Papua Barat akan diadakan kembali untuk menjangkau dokter umum di provinsi tersebut,” terangnya.
Menurutnya, semakin banyak dokter umum yang mengikuti pelatihan juga diharapkan dapat lebih meningkatkan kemampuan SDM dan kualitas pelayanan pasien di Provinsi Papua Barat secara umum dan khusunya di Raja Ampat.
“Selain kegiatan pelatihan ATLS, kami juga merangkai dengan bakti sosial operasi koreksi bibir sumbing dan celah langit-langit mulut, serta Laparoskopi. Kegiatan bakti sosial koreksi bibir sumbing tersebut mengundang dokter ahli bedah plastik dari Makassar sehingga pasien-pasien dengan kondisi tersebut diberi kemudahan akses untuk mendapatkan pelayanan operasi bedah plastik yang selama ini belum tersedia di Papua Barat,” jelas Maspaitella.
“Sedangkan untuk kegiatan laparoskopi, kami mengundang dokter ahli bedah dari Jakarta, Singapura dan Filipina untuk dapat memberikan pelayanan operasi dengan luka incisi (sayatan) minimal. Adapun pasien yang dipersiapkan untuk mendapatkan pelayanan laparoskopi adalah pasien hernia, ambeyen, maupun batu empedu,” lanjutnya.
Dikatakannya, dalam kegiatan tersebut, dilakukan live demo operasi yang kemudian dilanjutkan dengan simposium dan workshop sebagai pengenalan dan pelatihan penggunaan alat laparoskopi kepada perawat, dokter umum dan dokter bedah.