TEROPONGNEWS.COM,SORONG – Sejumlah massa yang merupakan keluarga dari 5 orang yang meninggal dunia usai diduga mengkonsumsi minuman keras (miras) oplosan mendatangi kantor DPRD Kota Sorong, Rabu (25/5/2022).
Kematian 5 orang keluarga mereka diduga disebabkan miras oplosan milik pengusaha HS yang berada di Jayapura.
Keluarga korban menegaskan, mereka akan memberlakukannya penyelesaian secara adat untuk menyelesaikan permasalahan yang menyebabkan nyawa keluarga mereka melayang.
“Maunya kita sebenarnya nyawa ganti nyawa, tapikan tidak sebanding kalau 5 hanya diganti 1, makanya kami minta harus ada penyelesaian secara adat disini,” tegas Franky Rumere yang merupakan salah satu keluarga korban.
Franky mengatakan bahwa pihak keluarga masih belum terima dengan kematian 5 anggota keluarga mereka yang menurutnya sudah direncanakan oleh HS.
“Kami dari keluarga jelas tidak terima, saudara kami sudah 5 yang meninggal dan 2 lagi saat ini masih dalam keadaan kritis di rumah sakit di Jayapura. Ini semua saya rasa sudah direncanakan oleh HS,” kata Franky.
Dijelaskan Franky 13 anggota keluarga mereka yang tinggal di Rufei Kota Sorong, diajak oleh HS untuk bekerja di Jayapura. Menurut Franky, 13 anggota keluarganya yang saat itu belum memiliki pekerjaan kemudian setuju untuk ikut dengan HS ke Jayapura.
“Ini yang juga jadi kebingungan buat saya, di Rufei situ, yang jadi PNS bisa dihitung dengan jari, tidak tau kenapa pemerintah ini lihat kami macam sekumpulan penjahat. Karena susahnya mendapat pekerjaan itulah yang membuat ade-ade ini kemudian berangkat ke Jayapura,” ujar Franky.
Namun lanjut Franky, bukannya hidup bahagia dan sejahtera disana karena akhirnya mendapat pekerjaan, 5 anggota keluarga mereka justru meregang nyawa dan 2 diantaranya kritis usai diduga mengkonsumsi miras oplosan yang diproduksi oleh HS.
Selain itu, Franky juga menuntut agar seluruh anggota mereka dapat segera dipulangkan besok, Kamis (26/5/2022).
Bahkan kalau tidak memenuhi permintaan mereka itu, Franky memastikan akan melakukan aksi yang lebih besar lagi dari yang sebelumnya.
“Kalau besok jenazah belum tiba di Sorong, saya jamin akan ada aksi yang lebih besar dari yang tadi pagi,” tuntas Franky.
Sementara itu, Anggota DPRD kota Sorong Syafruddin Sabonama mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pertemuan dengan keluarga korban di dalam ruang pertemuan DPRD kota Sorong.
Pada pertemuan itu, Kata Syafruddin, masyarakat sudah menyampaikan aspirasinya. Salah satunya meminta agar jenazah keluarga mereka yang ada di Jayapura segera dipulangkan ke Sorong.
“Ad tiga aspirasi yang menjadi konsen kami, yaitu jenazah harus dipulangkan. Kemudian HS yang mempekerjakan mereka di sana juga harus bertanggungjawab, ” ucap Syafruddin.
Menurutnya, walaupun tempat kejadiannya di Jayapura tetapi korban adalah warga kota Sorong sebelumnya. Sehingga, DPRD menerima aspirasi itu untuk selanjutnya disampaikan kepada pimpinan dewan.
“Kita juga akan sampaikan ke kepala daerah dalam hal ini walikota Sorong, supaya ada langkah-langkah antisipasi awal yang dilakukan guna meringankan perasaan duka dari keluarga korban tersebut, ” Pungkasnya.
Sebelumnya, sekelompok massa di Kota Sorong, Papua Barat, melakukan aksi pengrusakan di rumah kos tingkat dua milik seorang pengusaha berinisial HS dan aksi pemalangan dengan membakar ban di Rufei Kota Sorong.
Pengrusakan yang dilakukan massa, merupakan buntut dari kematian 5 orang keluarga mereka yang diduga disebabkan miras oplosan milik pengusaha HS yang berada di Jayapura,
Salah satu keluarga korban Estefanus Tuberfai menjelaskan, keberadaan para korban di Jayapura yaitu untuk bekerja di tempat usaha milik pengusaha asal Kota Sorong HS.
“Awalnya anak saya bersama keluarga lainnya mereka semua total ada 13 orang berangkat dari Sorong ke Jayapura, katanya bekerja di tempat usaha milik pengusaha HS ini. Sudah sekitar 1 bulan mereka bekerja disana,” bebernya.
Menurut Estefanus, pihak keluarga awalnya mendapat informasi bahwa para korban ini hanya bekerja menjaga permainan rolex milik HS pengusaha asal Kota Sorong. Namun ternyata pengusaha HS diduga memiliki bisnis menjual miras oplosan, sehingga para korban ini juga disuruh untuk membuat atau memproduksi minuman keras oplosan.
“Kami dari pihak keluarga korban meminta agar HS bertanggung jawab atas kejadian ini dan mengurus kepulangan jenazah secepat mungkin ke Kota Sorong. Kami juga meminta agar pihak Kepolisian segera menangkap HS, untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,” tegasnya.