TEROPONGNEWS.COM, SORONG- Komunitas Peduli Pencinta Reptil Sorong (Koppreso) adalah komunitas dengan slogan “Kembali-Lindungi-Lestari”.
Komunitas yang sudah lama dibentuk di Sorong Papua Barat ini, terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya untuk tidak membunuh reptil, utamanya Ular Biawak (Varanus prasinus) dan Kadal Panana (Tiliqua gigas evanescens) yang ada di habitatnya.
Arta, Kordinator Koppreso Sorong, mengaku terpanggil bersama anggota komunitasnya untuk mengedukasi dan mengajak masyarakat supaya mencintai dan mengenal lebih dekat dengan hewan Reptil.
Selain kepada masyarakat, pihaknya juga telah masuk ke sekolah dan kampus untuk mengkampanyekan pentingnya menjaga habitat hewan reptil di lingkungan, Karena bagi mereka, ular, biawak dan kadal serta hewan reptil lainnya bukan hanya sekedar hewan, melainkan bagian dari ekosistem.
“Kehadiran kami di tengah masyarakat, sebenarnya lebih ke arah edukasi, supaya masyarakat tidak menganggap hewan reptil adalah hewan-hewan yang tabuh atau hewan yang berbahaya dan berbisa,” ujar Arta kepada media ini di Alun-alun Aimas kabupaten Sorong, Minggu (6/3/2022).
Menurutnya, tidak ada hewan yang jinak, kecuali hewan itu telah menyatu dengan manusia. Namun, selagi hewan itu masih mempunyai mulut pasti hewan itu akan menggigit. “Selagi hewan itu punya mulut, tujuannya dia akan menggigit dan makan,” terangnya.
Kata Arta, dirinya bersama teman-teman komunitasnya juga ingin mematahkan stigma masyarakat bahwa ular itu hewan mistis, ular itu reptil yang berbisa dan semua reptil dipikirnya mematikan dan berbahaya.
“Tujuan kami mengedukasi kan masyarakat sekaligus kami ingin mematahkan stigma masyarakat bahwa ular dan jenis reptil lainnya itu berbahaya, ular itu penuh dengan mistis, semua ular itu berbisa. Tidak !, saya mau katakan bahwa tidak semua ular itu berbisa dan tidak semua reptil itu berbahaya,” tandasnya.
Dikatakannya, dari 359 jenis ular yang ada di dunia, yang berbisa hanya 77 jenis, dan di Papua ada empat jenis ular yang berbisa, diantaranya; ular Putih, Taipan, dan Death Adder.
Dijelaskannya, bahwa hewan-hewan reptil yang dimiliki komunitas Koppreso Sorong pada umumnya hewan reptil hasil penangkaran, oleh karena habitatnya tidak ada di kawasan hutan Sorong.
“Memang hewan yang kami miliki tidak ada habitatnya di Sorong. Reptil yang kami miliki umumnya adalah hasil dari peternakan,” imbuhnya.
Komunitas Peduli Pencinta Reptil Sorong terdiri dari 70 anggota ditambah dengan Pencinta Reptil yang ada di Fakfak serta sejumlah simpatisan yang tergabung dalam komunitas penyayang hewan melata dan merayap itu.