TEROPONGNEWS.COM, FAKFAK – DA, pemimpin sebuah aliran yang diduga sesat, mengaku sebagai utusan Tuhan dan meramalkan akan terjadi malapetaka besar pada hari ini, Rabu 23 Maret 2022, sedang dicari polisi.
Mendampingi Kapolres Fakfak AKBP Hendriyana, Kasat Intelkam Polres Fakfak Iptu. Rizky Ilyas, S.H. memberikan penjelasan kepada rombongan pimpinan Majelis Ulama Indonesia atau MUI Kabupaten Fakfak di Mapolres Fakfak siang tadi.
“DA mengaku sebagai utusan Tuhan dan dan meramalkan bakal terjadi malapetaka pada tanggal 23 Maret 2022 dan itu berarti hari ini. Senin, 21 Maret 2022 lalu, kami mengamankan empat warga Kampung Adora, Distrik Teluk Patipi, yang diduga menjadi pengikut aliran yang diduga sesat tersebut di Mapolres Fakfak dan saat ini kami sedang mendalami masalah ini,” jelas Rizky.
Aliran yang diduga sesat ini, diperkirakan memiliki pengikut sekira 30 orang. Mereka melakukan kegiatannya di tengah hutan di Kampung Adora Distrik Teluk Patipi, Kabupaten Fakfak, Papua Barat.
Kelompok ini bahkan dikatakan sempat mengintimidasi warga yang tidak setuju dengan aliran mereka, sehingga beberapa pihak mengatakan, situasi di Kampung Sdora dan kampung-kampung terdekat, kurang kondusif.
Terkait hal ini, Ketua Majelis Ulama Indonesia atau MUI Kabupaten Fakfak, Drs. Muhammad Husein, M.MPd. yang didampingi pengurus lainnya saat mendatangi Mapolres Fakfak pagi tadi, berharap agar masalah ini cepat dituntaskan.
“Yang lebih penting lagi adalah menyelamatkan masyarakat yang sudah terlanjur terpengaruh dan ikut aliran tersebut. Untuk itu perlu dilakukan pendekatan yang melibatkan berbagai tokoh agama dan masyarakat,” harap Muhammadon.
Siapakah DA ini?
Informasi terkini, DA yang dikatakan sebagai warga asal Ambon itu, sempat tinggal di RT 11 Kelurahan Fakfak Selatan, Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak, sebelum akhirnya menetap di daerah Jalan Kadamher atau yang dikenal sebagai Jalan Sampah.
Sumber informasi menyebutkan, DA bekerja di EMKL Pelabuhan Fakfak.