TEROPONGNEWS.COM, MERAUKE – Tidak serta merta permintaan masyarakat untuk menutup atau memindahkan kandang ayam petelur milik PT. Harvest Pulus Papua di Kampung Marga Mulya Merauke langsung dituruti, karena masih perlu dilakukan kajian.
Permintaan penutupan atau pemindahan itu karena PT. Harvest Pulus Papua dianggap gagal dalam menangani limba kotoran ayam yang mengakibatkan pencemaran lingkungan bagi warga sekitar.
Bupati Merauke Romanus Mbaraka mengatakan, ada beberapa hal yang perlu diteliti seperti hasil laboratirium sejauh mana bau yang dihasilkan dari limbah kotoran ternak ayam tersebut, yang ternyata hasilnya masih dalam ambang batas.
“Ternyata dari hasil laboratorium, bau yang ada masih dalam ambang batas. Jadi belum lebih. Saya coba meneliti secara detail bagaimana cara mengelola limbah sesuai dengan standar pengelolaan limbah di peternakan,” terang Romanus Mbaraka usai pertemuan dengan perwakilan pihak terkait dan PT. Harvest Pulus Papua di Gedung Negara, Kamis (17/2/2022).
Lebih lanjut Romanus mengatakan, proses untuk mengurangi bau kotoran ayam sudah dilakukan pihak perusahaan, dan bahkan masyarakat sekitar pun biasa mengambil dan memanfaatkan hasil olahan limbah kotoran ayam untuk dijadikan pupuk di lahannya masing-masing.
Namun, menurut Bupati Merauke, Unit Pengelolaan Limbah ternak perlu lebih mengevektifkan penanganannya, atau juga ada alternatif lain misalnya penampungan kotoran hewan dipindahkan lebih jauh dari lokasi saat ini.
“Nanti kita juga akan lihat kapasitas kandang sendiri dengan lokasi yang ada. Apakah dari jumlah populasi yang ada sekarang dan kelayakan lingkungan ini sebanding tidak. Nanti sesudah itu baru kita ambil kesimpulan,” terang Romanus Mbaraka.
Terkait prosesnya, menurutnya harus dapat dijelaskan ke masyarakat terutama hasil laboratorium. Karena tidak setiap hari bau menyengat mengganggu masyarakat, tetapi hanya terjadi di waktu-waktu tertentu.
Pantauan langsung dilapangan juga akan dilakukan Bupati Romanus ke PT. Harvest Pulus Papua termasuk beberapa kandang yang ada di sekitarnya, untuk dijadikan bahan perbandingan lalu dikolaborasikan dalam hal pengelolaan limbah yang ada di semua ternak besar atau sedang di Merauke.
“Permintaan masyarakat untuk ditutup atau dipindahkan ke tempat lain, kita harus mengkajinya secara teknis. Saya lagi serius mengkaji, agar aspirasi masyarakat juga mendapat respon lalu investasi tetap jalan untuk keperluan pembangunan di Kabupaten Merauke,” imbuhnya.