TEROPONGNEWS.COM,SORONG – Bank Indonesia (BI) terus mendorong akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan nasional melalui pengembangan kanal sistem pembayaran ritel yang mengedepankan interoperabilitas.
Inisiatif tersebut tersebut merupakan implementasi dari B/ueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 (BSPI) dalam menyediakan infrastruktur sistem pembayaran ritel yang cepat serta mewujudkan industri penyelenggara sistem pembayaran yang inovatif, kolaboratif, dengan standar keamanan yang tetap terjaga.
Bank Indonesia (BI) berkomitmen untuk terus memperluas akseptasi pembayaran digitial, salah satunya melalui fasilitasi penggunaan QR Code /ndonesian Standard (QRIS) di pasar-pasar dan pusat perbelanjaan. Komitmen tersebut diwujudkan dengan kolaborasi antara Kementerian Perdagangan melalui Program Pasar dan Pusat Perbelanjaan SIAP (Sehat, Inovatif, dan Aman Pakai) QRIS yang telah di kick-off pada tanggal 5 November 2021 di Kabupaten Minahasa.
Program SAP QRIS ini bertujuan untuk mendisiplinkan protokol kesehatan, efisiensi, praktis dan higienis tanpa tatap muka.
Sebagai perwujudan sinergi tersebut, Bank Indonesia Provinsi Papua Barat berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah Kota Sorong melalui Dinas Perdagangan, Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah serta Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) baik perbankan (BRI, BNI dan Mandiri) maupun non-perbankan (LinkAja).
Dengan kolaborasi tersebut kegiatan peluncuran hari ini dapat berjalan lancar sebagai momentum untuk mempersiapkan pasar dan pusat perbelanjaan dalam memasuki era kenormalan baru.
Dengan bantuan PJP telah dilaksanakan onboarding atau edukasi mengenai kanal pembayaran QRIS kepada pedagang di Pasar Remu dan Saga Mali Sorong, sehingga saat ini sudah terdapat 437 pedagang dari 615 pedagang yang berada di dalam Pasar Remu dan 16 tenant di Saga Mali Sorong yang memiliki QRIS sebagai opsi pembayaran.
Untuk mendukung transaksi menggunakan QRIS, pihak perbankan telah menyediakan 37 agen perbankan di area Pasar Remu unutk membantu proses top up uang elektronik, cash out, transfer dana hingga pembayaran tagihan dan pajak.
Deputi Kepala Pervvakilan Bank Indonesia Papua Barat, James Wilson Lumbantobing dalam sambutannya menegaskan bahwa pola transformasi digital seperti yang dilakukan di Pasar Remu akan memberikan banyak manfaat baik bagi masyarakat, pedagang, perbankan hingga pemerintah setempat.
“Pola transaksi yang terekam secara digital menjadi modal penting, baik bagi merchant ataupun perbankan untuk dapat menilai lebih lanjut mana nasabah yang layak untuk mendapat jasa layanan perbankan khususnya pembiayaan atau pemberian kredit, ” ucapnya.
Melalui kegiatan ini, dia berharap masyarakat mampu memanfaatkan teknologi digital dalam sektor perdagangan untuk meningkatkan volume transaksi para pedagang dan mengenal cara pembayaran yang Cepat, Mudah, Murah, Aman dan Handal (Cemumuah).
“Mempertimbangkan peran strategis pasar tradisional dan potensi digitalisasi serta dampaknya terhadap ekonomi, Bank Indonesia Papua Barat akan melanjutkan pencanangan program S.I.A.P QRIS di beberapa pasar tradisional maupun pasar modern sebagai salah satu upaya mempercepat digitalisasi daerah di sektor perdagangan, “jelasnya.
Sementara itu Asisten II Setda Kota Sorong, Thamrin Tajuddin memberikan apresiasi dan juga terima kasih pada bank Indonesia Papua Barat serta penyedia jasa pembayaran PNBP, baik perbankan maupun non perbankan yang mampu bersinergi untuk mendorong transformasi digital di kota Sorong melalui implementasi digitalisasi pasar tradisional
“Kami pemerintah kota Sorong sangat bangga dan gembira, karena kota Sorong menjadi perwakilan di Papua Barat dalam proses pengimplementasi digitalisasi pasar tradisional dan modern yang berlokasi di pasar sentral dan Saga Mall Sorong, ” ujarnya.
Dapat kami sampaikan bahwa, seiring dengan kebijakan pengendalian pandemi covid 19 2 tahun terakhir telah memberikan tekanan bagi perekonomian kota Sorong tidak terkecuali para pelaku UMKM dan pedagang pasar tradisional maupun modern.
Thamrin mengungkapkan, pada era pandemi COVID-19, proses transformasi digital berkembang dengan sangat cepat sehingga mampu mendeskripsikan kehidupan masyarakat secara masif serta memberikan kemudahan dan keunggulan dalam segala aspek kehidupan masyarakat salah satunya cara berinteraksi dan berbelanja secara digital.
Oleh karena itu, pemerintah kota Sorong menyambut baik kegiatan implementasi digitalisasi pasar Remu ini. Di mana hal itu merupakan salah satu strategi digital untuk mengurangi dampak pandemi COVID-19, baik dari sisi kesehatan maupun sisi ekonomi di kota Sorong.
“Kami berharap dengan pelaksanaan launching implementasi digitalisasi pasar Remu dapat dijadikan suatu pembelajaran bagi seluruh masyarakat di Papua Barat dalam transaksi secara non tunai, dan mampu meningkatkan volume transaksi khususnya di sektor perdagangan melalui kanal pembayaran digital, “pungkasnya.