TEROPONGNEWS.COM, MERAUKE – Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementrian Pertanian melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan Malang menyelenggarakan Bimtek penguatan kapasitas petani di Kabupaten Merauke.
Bimtek kali ini terdapat tiga item yang dipelajari. Pertama, pertanian yang terintegrasi, artinya, antara pertanian, hewan dan lingkungan dijadikan satu dengan memperhatikan kelangsungan hidup serta reboisasi atau tidak merusak lingkungan.
Kedua, mempelajari mengenai peningkatan produksi tanaman padi. Sebagaimana Merauke dicanangkan sebagai lumbung pangan, maka semua teknologi mengenai peningkatan produksi padi harus diketahui petani.
“Peningkatan produksi padi yang pertama mengenai persemaiannya. Petani Merauke diajarkan bagaimana melihat, mempraktekan atau mencari benih yang benar dan baik atau benih bernas. Inti dari benih bernas dalam tanaman padi manfaatnya akan terhindar dari hama atau penyakit yang menyerang tanaman padi karena benih bernas selalu memberikan kesempurnaan pada pertumbuhannya,” terang Saeroji, SP selaku Widyaiswara Madya Kementan Balai Besar Pelatihan Pertanian Petindan Malang pada sela-sela kegiatan di Halogen Hotel Merauke, Selasa (30/11).
Berikut, Saeroji menyebut petani melakukan penanaman secara jajar legowo. Tujuannya bisa meningkatkan produksi padi karena populasi akan bertambah hingga 30 persen, dan kemudian produksinya bisa mencapai penambahan dari 10-15 persen.
Keuntungan lain, para petani dipermudah dengan ruang untuk pemeliharaan, lebih menghemat pemakaian pupuk karena ada lorong-lorong yang tidak perlu dipupuk. Selain itu, sinar matahari akan full mengenai tanaman padi yang membuat optimal pertumbuhan padi.
Kemudian petani Merauke juga diajarkan cara pengairan berselang atau yang dikenal dengan intermitten. Tujuannya, supaya akar padi akan semakin tajam masuk ke dalam tanah sehingga tanaman tersebut akan lebih kokoh. Di lain sisi, pengairan berselang fungsinya agar pemanfaatan air lebih optimal.
Item ketiga dalam Bimtek yang dilaksanakan ini adalah penggunaan media hidroponik, atau tanaman yang ditanam tanpa menggunakan media dari tanah. Media yang digunakan bisa dari arang sekam, batu bata, kaleng bekas, botol aqua dan lainnya yang dapat menampung air dengan menggunakan unsur AB mix.
Ada dua unsur AB mix yaitu AB mix A dan B. AB mix A menggunakan unsur-unsur makro seperti Natrium, fosfor, Kalium Kalsium, Seng, dan Sulfur. Sedangkan AB mix B ada mikroorganisme seperti magnesium, ada sulfur dll. Nah unsur-unsur inilah yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Setiap tahap ini harus dipahami petani sehingga dapat memperoleh hasil yang bagus.
‘Dengan pelatihan ini diharapkan semua petani yang ikut pelatihan mampu, trampil dalam melaksanakan tanaman bubidaya padi dan bisa menanam tanaman terintegrasi sehingga lingkungan tetap terjaga, aman dan akan muncul tanaman organik di rumah-rumah sehingga makanan sayuran yang dikonsumsi lebih sehat,” sambung Saeroji.
Humas Balai Besar Pelatihan Pertanian, Yenny Arta mengatakan, terlaksananya kegiatan ini untuk meningkatkan kompetensi dan ketrampilan petani dalam kegiatan budidaya tanaman pangan dan holtikultura. Tanaman hidroponik sebagai media yang sangat dibutuhkan untuk memajukan petani yang maju dan modern.
“Sistem tanam hidroponik ini selain sehat, bisa dikonsumsi sendiri juga bisa dijual. Dengan kualitasnya yang sehat maka nilai jualnya akan tinggi,” ujar Yenny Arta.
Penerapan media tanam hidroponik juga sebagai upaya membangun kualitas SDM petani setempat dalam memanfaatkan lahan sempit.
Peserta pelatihan diikuti oleh perwakilan dari semua distrik di Merauke ini akan terus dilakukan pendampingan mulai dari penyiapan bibit, proses penanaman, pemeliharaan hingga pasca panen.
“Harapan kami semua peserta yang ikuti pelatihan harus bisa menerapkan ilmu yang sudah diberikan sehingga penerapan teknologi dan pencapaian yang diharapkan oleh pemerintah agar pemerataan pertanian yang maju, mandiri di Papua terutama di Merauke segera tercapai,” pungkas Yenny.