TEROPONGNEWS.COM, AMBON – Warga Taniwel, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) mendesak Bupati setempat, Timotius Akerina, untuk tidak melantik JH, calon Kepala Desa Terpilih Desa Taniwel, lantaran diduga telah melakukan pelecehan seksual terhadap salah seorang warga setempat, JAK.
Pelecehan seksual yang dilakukan JH terhadap JAK, terjadi pada Jumat, 27 Agustus 2021 malam. JH sendiri melakukan aksi bejatnya di tengah keramaian pesta pernikahan, di Desa Lumapelu, Kecamatan Taniwel Timur.
Kasus pelecehan seksual ini diketahui, lantaran saat peristiwa itu, ada dua orang warga setempat yakni, T dan F yang kebetulan melintas di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
F dan T kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada warga lainnya. Warga setempat geram, lalu kemudian memukuli JH hingga bengkak pada bagian wajah.
Tidak sampai di situ, rekan kerja pelaku kemudian memanggil korban secara diam-diam ke Polsek Taniwel, untuk menyelesaikan masalah tersebut secara kekeluargaan. Anehnya, pelaku tidak datang, namun diwakili oleh rekan kerjanya.
Diduga, korban juga diminta untuk menutup mulut, dan merahasiakan persoalan tersebut, mengingat yang bersangkutan akan ikut bertarung di Pilkades. bukan saja itu, saksi pun diintimidasi sebanyak tiga kali, sehingga saksi tidak berani buka mulut.
“Atas nama masyarakat Desa Taniwel, kami menolak dengan keras calon kepala desa terpilih yang bermoral bejat. Yang bersangkutan (JH) tertangkap basah melakukan pelecehan seksual sesama jenis,” ungkap salah seorang warga Desa Taniwel, Edy Latue kepada Teropongnews.com, via seluler, Rabu (3/11/2021).
Awalnya, kata dia, masyarakat dikelabui, bahwa kasus tersebut adalah fitnah belaka untuk menjatuhkan calon kepala desa dimaksud.
Namun ternyata, setelah ditelusuri JH adalah pelaku dari kasus tersebut, dan masyarakat menduga sengaja disembunyikan oleh pihak-pihak tertentu, untuk memuluskan ambisi calon Kepala Desa Taniwel, sehingga kasus tersebut sengaja didiamkan.
“Untuk itu, masyarakat Desa Taniwel meminta kepada pemdes dan Bupati SBB, untuk menanggapi hal ini secara serius, karena menyangkut dengan masalah nama baik dari pelaksana tunggal penyelenggara Pilkades di Kabupaten SBB, dan juga masalah harga diri Desa Taniwel yang akan dipimpin oleh calon pemimpin bermoral bejat,” kata Edy Latue kesal.
Menurut Edy Latue, jika Bupati SBB memaksakan diri untuk tetap melantik JH, maka akan berdampak pada kehidupan bermasyarakat di Desa Taniwel kedepan.
Olehnya itu, atas nama masyarakat Desa Taniwel, dia meminta, agar calon kepala desa tersebut digugurkan atau didiskualifikasi sebagai calon kepala desa terpilih, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
“Sekali lagi kami meminta dengan tegas kepada Bupati SBB untuk menanggapi permasalahan ini secara serius tanpa memandang bulu, demi tegaknya hukum. Kami siap menyerahkan semua bukti terkait kasus dimaksud kepada pihak yang berwajib,” tandas Edy Latue.