TEROPONGNEWS.COM, MERAUKE- Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebapkan oleh asupan gizi yang kurang baik dalam waktu lama, hal ini terjadi karena asupan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat pada anak usia dua tahun. Anak tergolong stunting apa bila tinggi badannya kurang dari anak seusianya.
Kabid Pemerintahan dan Pembangunan Manusia BAPPEDA LITBANG Kabupaten Merauke, Romanus Kande Kahol, S.IP, M.SI mengatakan, sunting memiliki dampak yang ketika tidak ditangani secara baik akan mempengaruhi kualitas intelektual manusia.
Pertama dampak stunting jangka pendek adalah stunting menyebapkan gagal tumbuh, tubuh menjadi kerdil, menghambat perkembangan motorik dan koknitif pada Otak, serta gangguan metabolism tubuh, anak akan sering sakit-sakitan.
Kedua, dampak stunting jangka panjang yakni, stunting menyebapkan menurunnya kapasitas intelektual, Gangguan struktur dan fungsi saraf, dan sel-sel otak yang bersifat permanen, dan menyebapkan penurunan kemampuan menyerap pelajaran, di usia sekolah yang akan berpengaruh pada produktifitasnya saat dewasa. Selain itu, kekurangan gizi juga menyebabkan gangguan pertumbuhan (tubuh pendek atau kurus) dan meningkatnya resiko penyakit tidak menular seperti diabetes melitus, hipertensi, jantung kroner, dan stroke.
“Jumlah Penduduk Orang Asli Papua sesuai data Statistik sebanyak 65. 469 jiwa atau 28 % dari total Penduduk Merauke secara keseluruhan sebanyak 230.930 jiwa,” ujar Kabid Pemerintahan dan Pembangunan Manusia BAPPEDA LITBANG Kabupaten Merauke Romanus Kande Kahol.
Dari hasil evaluasi kinerja yang dilakukan oleh Pokja Stunting Kabupaten Merauke pada hari Selasa, 15 juni 2021 di wilayah Pelayanan Puskesmas Karang Indang yang terdiri dari 5 posyandu terdapat 48 anak stunting, dan 59 ibu hamil kekurangan energi kronis (Bumil KEK).
Darii 59 Bumil KEK tersebut berlu memdapatkan penanganan secara serius agar ketika melahirkan, anaknya tidak stunting, tetapi ketika tidak ditangani secara serius oleh Pemerintah Daerah, maka ketika melahirkan anak, sudah pasti akan menyumbangkan angka stunting di wilayah pelayanan Puskesmas Karang Indah.
Dari data 48 anak stunting dan 59 Ibu hamil Kekurangan en kronis di atas semua adalah Orang Asli Papua (Suku Malind, Asmat, Mapi) serta hal ini akan mengancam terhadap Pengembangan sumberdaya manusia Orang asli papua kedepannya hal ini disebabkan karena ketika masalah kesehatan dasar kurang mendapat perhatian semua pihak.
Pemerintah daerah Telah Menetapkan Lokasi Prioritas yang menjadi sasaran intervensi Penanganan Pencegahan Stunting di Kabupaten Merauke tahun 2022 berdasarkan Angka Kasus Stunting tertinggi dengan Jumlah keseluruhan balita Stunting mencapai 736 anak terlihat pada tabel berikut :
Data diatas mengikatkan kita akan pentingnya Pencegahan dan penanganan Masalah Kesehatan dasar Pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dengan focus pada :
• Pencegahan Ibu hamil kekurangan Energi Kronis agar sehat dan dapat melahirkan anak yang sehat pula;
• Penanganan Balita Stunting dalam 1.000 HPK agar kesehatannya membaik.
Peran semua pihak sangat diharapkan guna mendukung Pencegahan dan Penanganan Stunting di Kabupaten Merauke.