TEROPONGNEWS.COM, MERAUKE – Anggota Komisi IV DPR RI, H. Sulaeman L. Hamzah mengunjungi Bevak Pintar St. Elisabeth daerah kehutanan Merauke.
Seperti biasa setiap kunjungan resesnya selalu didampingi Anggota DPR Papua, Fauzun Nihayah bersama Anggota DPRD Merauke mengelilingi daerah yang dituju. Jumat (30/04), rombongan H. Sulaeman bertemu dengan puluhan anak asli Papua yang dibimbing belajar di Bevak Pintar St. Elisabeth.
Mewakili anak-anak, dan orang tua warga setempat, Bruder Yohanes Kedang, MTB selaku Tenaga Pemberdayaan Masyarakat dan Pendiri Bevak Pintar, menyampaikan rasa suka citanya atas kesempatan dari para anggota dewan yang boleh mampir dan melihat langsung kondisi mereka.
“Bevak Pintar ini berdiri atas keprihatinan saya terhadap masyarakat, terutama anak-anak Papua yang secara pendidikan dan spiritual masih sangat minim. Jujur, dalam hal membaca, menulis dan berdoa, mereka sangat lemah. Tetapi karena panggilan, setiap hari Rabu dan Minggu saya bersama anak muda relawan, kami aktif memberikan belajar bersama sehingga anak-anak sudah mengalami perubahaan yang luar biasa,” terang Buder Jhon.
Nampak kondisi bevak jauh dari sempurna. Masih berlantai tanah tanpa dinding dan hanya beratap sebagian seng dengan peralatan seadanya. Selain digunakan sebagai tempat belajar, bevak yang sama juga digunakan sebagai rumah doa bersama setiap hari Minggu bersama Pastor, Suster atau Bruder.
Selain itu, Bruder Jhon juga menggerakan anak muda setempat untuk bekerja dan belajar mencari nafkah dengan berjualan es kelapa muda, bazar dll. Usaha tersebut dilakukan secara swadaya guna mengarahkan bagaimana mereka harus berjuang untuk bertahan hidup. Sebab, warga asli Papua di daerah tersebut masih bergantung dari alam. Hampir setiap hari ke hutan mencari hasil hutan untuk dijual.
“Harapan kami, Bapak H. Sulaeman, Ibu Fauzun, dan anggota dewan lainnya punya perhatian untuk memberdayakan masyarakat dengan memanfaatkan pekarangan yang ada,” pintanya.
Pernah mengunjungi daerah yang sama, Anggota DPR Papua, Fauzun Nihayah memenuhi janjinya untuk mengajak H. Sulaeman datang dan mendengarkan aspirasi langsung di bevak pintar.
“Dan hari ini saya bawa beliau di hadapan bapak, ibu sekalian. Apa yang menjadi catatan bruder menjadi catatan kami, apa yang bisa kami bantu akan dibantu. Nanti untuk sisa seng, kami akan selesaikan di sini. Selanjutnya kami akan bantu seragam anak-anak ” ucap Fauzun dalam arahannya.
Apresiasi disampaikan kepada pendiri bevak pintar dan semua yang ikut terlibat, sebab di tengah Pandemi Covid-19, ada perjuangan pendidikan bagi generasi asli Papua tetap berjalan.
Fauzun mengingatkan para orang tua, jangan membiasakan anak-anak mencari ikan atau berburu di hutan. Anak-anak harus dikhususkan untuk sekolah mengikuti belajar bersama guru dan pembimbing.
“Biarkan anak-anak ini belajar, menuntut ilmu. Di usia emas mereka harus bisa membaca, menulis dan menghitung untuk masa depan yang lebih baik,” ajak Fauzun Nihayah.
Menyimak ungkapan hati yang diwakili Bruder Jhon di tempat yang sama, mampu menggerakan hati H. Sulaeman L. Hamzah untuk punya perhatian lebih. Sehingga, ia menyanggupi untuk membantu menyempurnakan bangunan bevak pintar baik lantai, dinding maupun atap yang masih tersisa. Selain itu akan dibantu seragam sekolah dan bantuan uang 10 juta rupiah kepada pengelola.
Tidak sia-siakan kunjungannya kali ini, H. Sulaeman dan Fauzun Nihayah berkomunikasi langsung kepada anak-anak dengan memberikan pertanyaan. Bagi yang bisa menjawab diberikan hadiah. Ini dilakukan untuk mengikat rasa persaudaraan dan kedekatannya dengan anak-anak.
Mereka memberikan motivasi, bahwa mimpi dan cita-cita besar akan ditentukan melalui kesiapan SDM sejak dini. Sehingga dalam sambutan, keduanya menekankan agar anak-anak giat belajar didukung para orang tua.
Anak-anak juga harus dididik berperilaku yang baik dengan orang tua dan sesama sekitar. Membiasakan diri untuk jadikan semua orang teman, bukan musuh. Dengan demikian, dari bevak pintar sederhana tersebut diyakini akan menghasilkan anak-anak pintar.
“Saya ke sini bukan sekedar memenuhi undangan, tapi saya kepingin untuk hadir di semua lokasi untuk mengetahui kehidupan dan kebutuhan masyarakat . Tapi saya lihat, saya tidak bisa apa-apa. Bahkan tidak bisa bicara di senayan tentang keadaan masyarakat di daerah kalau saya tidak turun langsung,” tutupnya.