TEROPONGNEWS.COM, SORONG – Dalam rangka hari Bhakti Pemasyarakatan ke-57, Warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas II B Sorong memamerkan dan menjual hasil kerajinan tangan, Rabu (21/4/2021), di halaman lapas kelas II B Sorong.
Pameran ini sekaligus membuktikan perubahan paradigma lapas menjadi tempat pembinaan yang produktif. Di tangan warga binaan Lapas kelas II B Sorong, gaya dan kreasi dapat diciptakan lewat tangan-tangan terampil mereka.
Adapun hasil karya yang dibuat diantaranya tas noken dari benang wol, aneka bunga-bunga yang terbuat dari limbah plastik, gantungan kunci dari kayu, accessories dari berbagai manik-manik, dan kursi lipat. Selain produk kerajinan tangan, warga binaan juga menjual hasil perkebunan.
Kepala Lapas kelas II B Sorong, Gustaf menjelaskan, penjualan produk warga binaan Lapas ini merupakan rangkaian Hari Bakti Pemasyarakatan Ke-57, One Day One Prison’s Product, untuk meningkatkan produktivitas melalui pembelian produk warga binaan dalam satu hari oleh petugas Lapas dan masyarakat.
“Ini salah satu kegiatan dimana warga binaan menjual hasil karya mereka kepada pegawai Lapas dan Itu diwajibkan untuk membelinya. Kita juga mengajak teman-teman dari luar untuk membeli produk warga binaan, ” jelas Gustaf.
Menurutnya, apabila kreasi tersebut ditekuni dengan baik maka warga binaan dapat meningkatkan jiwa entrepreneur atau kewirausahaan. Sehingga, ketika warga binaan sudah bebas menjalani masa tahanannya, mereka berpeluang untuk membuka usahanya sendiri dan tidak lagi melakukan tindakan yang melanggar hukum.
“Rangkaian hati Bhakti Pemasyarakatan kita sudah lakukan beberapa kegiatan bakti sosial seperti donor, dan itu disambut positif oleh PMI, karena disini bisa dapat 50 lebih kantong darah. Yang mana bisa untuk membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan darah. Kemudian kita juga lakukan pembersihan di Rumah Sakit Umum Sele Be Selu sebagai wujud dari kepedulian kita terhadap lingkungan, selain itu kita juga membagikan sembako kepada anak kokoda di victory, “terang Gustaf.
Gustaf menambahkan, pihaknya membuka kesempatan bagi warga binaan untuk memasarkan produknya di toko souvenir, dan menerima pesanan dari luar. Tentunya dengan harga yang terjangkau.
“Selama ini kita promosinya melalui Facebook, karena belum ada tempat, sementara kita mempersiapkan tempat yang lebih baik untuk mereka berjualan, “imbuhnya.
Sementara hasil one day prison’s produk akan dibagi, yakni dibagi menjadi 50% dari hasil penjualan itu sebagai premi untuk warga binaan lapas yang bekerja, 35% untuk dana penunjang pembinaan, dan 15% disetor ke kas negara sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Priska, salah satu warga binaan Lapas kelas II B Sorong mengaku sangat senang bisa mengikuti kegiatan tersebut. Di mana produk buatannya bisa dipasarkan ke masyarakat.
“Awalnya saya tidak bisa buat noken ini, setelah berada di Lapas saya dilatih untuk membuat suatu produk yang bernilai jual. Jadi Kalau saya keluar nanti pasti saya akan teruskan, untuk apa sudah tahu baru kita tidak kembangkan, ” ucapnya.
Priska mengungkapkan, selama menjadi warga binaan banyak keahlian yang diajarkan sehingga dirinya tidak merasa jenuh.
“Kegiatan di dalam ada senam, masak-masak, bikin kerajinan, jadi kita tidak bosan karena ada kegiatan. Kalau mau beli produk dari kita, Customer juga bisa request, nanti sesuaikan harga saja, ” pungkasnya.