TEROPONGNEWS.COM, KENDARI – Mendukung serta memajukan Kota Kendari menjadi Kota Layak Anak (KLA), Forum Anak Kota Kendari (Fantari) hadir dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pembangunan Daerah tahun 2022 di salah satu hotel di Kota Kendari, Jumat (26/3/2021).
Dalam kesempatan itu, Ketua Fantari, Belrena Sabita Magun, mengungkapkan sejumlah progres yang telah dicapai Fantari saat ini.
“Dalam dua minggu terakhir Fantari telah berkunjung ke seluruh kecamatan dengan tujuan pengaktifkan kembali forum anak di kecamatan,” tutur Belrena Sabita Magun.
Dia mengaku, telah melakukan koordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kota Kendari guna melakukan pendataan terkait anak–anak yang belum mendapatkan Kartu Identitas Anak (KIA) dan akta kelahiran. Dan hal itu direspon baik Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Selain itu, diketahui siswi yang masih melakukan studi di salah satu SMA di Kota Kendari ini juga mengatakan, Fantari mampu memberikan kontribusi dalam memajukan Kota Kendari.
“Ketika seluruh forum anak kota itu aktif, dan memahami perannya yakin dan percaya pak, akan dipastikan bahwa peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) anak–anak akan terus maju sembari mendukung, menyokong dan memajukan Kota Kendari,” ungkap Belrena Sabita Magun.
Sementara itu, Kasat Binmas Polres Kendari Ajun Komisaris Polisi (AKP) Yusuf Mulunk Tawang, mengatakan, seorang anak meiliki peran dalam menjaga Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas).
“Kalau seluruh anak muda seperti ini, saya yakin peredaran narkoba akan minim dan Kamtibmas akan lebih kondusif, karena mereka sudah mengetahui peranya untuk kota ini, masyarakat ini dan keluarganya,” kata Yusuf Muluk Tawang.
Ditempat yang sama, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kendari Subhan menuturkan, dengan hadirnya anak–anak yang mengiginkan perubahan dan peran Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari, untuk hadir dalam memberikan pemahan dan meminta tanggung jawab untuk ikut andil dalam pembangunan kota ini sangat luar biasa.