TEROPONGNEWS.COM, MERAUKE – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Merauke menyampaikan prakiraan musim kemarau 2021 dalam konferensi pers, Senin (29/3/2021), di Kantor BMKG Bandara Mopah Merauke.
Penyampaian informasi ini agar dapat diketahui masyarakat Kabupaten Merauke dan sekitrnya sehingga lebih waspada terhadap dampak yang akan terjadi.
“Mulai peralihan ke musim kemarau, kita tetap waspada akan terjadi awan tebal, hujan lebat disertai petir,” ujar Kepala Stasiun Klimatologi Merauke, Sulaiman.
Lajut dikatakan, dampak positif berdasarkan prakiraan musim kemarau 2021 di Papua adalah lancarnya transportasi baik darat, laut maupun udara. Kemudian, hama tanaman yang sensitif terhadap kondisi lembab menurun.
Sementara dampak negatifnya, kurangnya asupan air untuk pertanian. Meningkatnya kualitas udara khususnya bagi kesehatan (penyakit ISPA dan Dehidrasi), dan waspada kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
“Jangan membakar lahan atau membuang puntung rokok sembarang karena api akan menyebar dengan cepat,” sambung Kepala Stasiun Meteorologi Mopah Merauke, Gatot Rudiyantoro dalam kesempatan yang sama.
Dikatakan, potensi awal musim kemarau yang mundur dan sifatnya diprediksi di atas normal, berpotensi untuk meningkatan luas tanam pada musim kemarau 1 2021.
Sedangkan musim kemarau 2 (Juni-Agustus) penanaman dapat direkomendasi pada daerah dengan curah hujan > 100 mm/bulan dan/atau irigasi yang terjamin. Pada lahan rawa lebak, curah hujan di atas normal akan menurunkan potensi luas tanam.
“Penanaman padi dapat dilakukan pada rawa lebak dangkal dan rawa lebak tengahan yang mempunyai sistem polder. Potensi hot spot kemungkinan berkurang karena sifat hujan musim kemarau di atas normal, namun demikian potensi karhutla tetap harus diwaspadai,” tegasnya.
Kembali disebutkan, kondisi La Niña diperkirakan masih akan berlangsung setidaknya hingga bulan Mei 2021 sedangkan IOD Netral masih akan berlangsung setidaknya hingga September 2021.
“Pada periode peralihan musim (April – Mei 2021) perlu diwaspadai cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung, dan potensi hujan es yang bisa terjadi pada periode tersebut. Prakiraan AMK (Awal Musim Kemarau) jatuh pada Mei dasarian ll – Juni dasarian I 2021. AMK mundur 1 dasarian dari normalnya, sehingga sifat hujan berada pada atas normal. Sedangkan puncak musim kemarau jatuh pada bulan Juni 2021,” tutupnya.