TEROPONGNEWS.COM, AMBON – Banjir Rob atau banjir air laut atau naiknya permukaan air laut yang menimpa wilayah pesisir Kota Ambon selama beberapa hari belakangan ini, disebabkan oleh adanya pusaran angin diperairan Utara Australia dengan tekanan yang rendah, sehingga menyebabkan peningkatan ketinggian gelombang laut di daerah laut Banda.
“Berdasarkan analisis meterologi, ada beberapa indikator yang menyebabkan terjadinya banjir Rob di beberapa wilayah pesisir di Kota Ambon. Antara lain, Pola Angin diwilayah selatan Indonesia yang secara dominan bertiup dari arah barat daya menuju barat laut dengan kecepatan berkisar antara 5 sampai 35 knot,” kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Kota Ambon, Ashar, di Ambon, Selasa (9/2/2021).
Adanya pusaran angin dibagian utara Australia dengan tekanan yang lebih rendah yang menyebabkan meningkatnya kecepatan angin secara signifikan, yang kemudian meningkatkan ketinggian gelombang di Laut Banda dan perairan lain di Maluku. Dari laut Banda itu, gelombang kemudian menjalar ke wilayah perairan Buru dan Pulau Ambon.
Indikator berikutnya, kata Ashar, gelombang signifikan dimana berdasarkan gambar analisa gelombang wilayah perairan kepulauan Ambon pada tanggal 5 februari berkisar antara 1,25 hingga 2,5 meter.
Indikator lainnya, lanjut dia, adalah faktor angin permukaan, dimana untuk angin permukaan wilayah Ambon, umumnya bertiup dari arah Barat Daya ke Barat laut dengan kecepatan berkisar antara 3 sampai 10 knot.
“Yang terakhir adalah indikator tinggi pasang surut, dimana berdasarkan analisa ketinggian air laut akan meningkat pada pukul 16.00 WIT dengan ketinggian yang teramati 2 meter dan akan mencapai ketinggian maksimum permukaan laut 2,83 meter pada pukul 20.00 WIT,” jelasnya.
Menurutnya, siklus pasang surut dipengaruhi oleh siklus bulan. Saat ini, bulan dalam fase bulan sabit menuju bulan baru, dimana setiap fase bulan baru akan mengakibatkan periode fase pasang surut maksimum.
Dikatakan, potensi banjir rob masih akan terjadi hingga satu minggu kedepan mengingat gelombang di wilayah Ambon tergolong dalam kategori sedang dengan tinggi 1,25 – 2,50 meter.
“Dan siklus pasang surut diperkirakan terjadi mengalami puncak pada fase bulan baru yakni pada tanggal 11 atau 12 Februari 2021. Adanya gelombang dengan kategori sedang dan siklus pasang surut tersebut akan menjadikan potensi terjadinya banjir rob di pesisir Teluk Ambon,” pungkas Ashar.
Karena itu, bagi masyarakat yang tinggal atau beraktivitas diwilayah pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi dimohon agar senantiasa berhati-hati dan waspada.
“Serta untuk diperhatikan bagi resiko tinggi keselamatan pelayaran, yakni perahu nelayan, kapal tongkang, kapal ferry, dan kapal berukuran besar seperti kapal kargo dan kapal pesiar,” tandas Ashar.