TEROPONGNEWS.COM, MANOKWARI – Menteri Sosial Republik Indonesia Tri Rismaharini diminta untuk tidak hanya melakukan blusukan di ibu kota Negara artinya untuk membantu masyarakat yang dari kampungnya ke Jakarta jadi gelandangan.
Mensos Risma diingatkan untuk tidak lupa bahwa dirinya bukan Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta yang hanya khusus bagi rakyat ibu kota Negara, sehingga seharusnya blusukannya kepada seluruh masyarakat miskin di daerah se-indonesia.
“Bila perlu blusukan ke Kampung-kampung di Papua supaya tau siapa yang perlu dibantu. sebab hasil pembangunan yang belum berimbang dimana bagian Barat semakin maju dan bagian timur kalah dalam mengejar ketertinggalan. Akibatnya selalu muncul teriakan “merdeka”, tidak ada keadilan dan masih banyak lagi ketidak adilan lain yang terus disuarakan”
Pernyataan ini disampaikan Wakil Ketua DPR Papua Barat Jongky Fonataba,S.E.,M.M melalui siaran persnya yang diterima media ini, Sabtu (9/1/2021).
Politisi muda asal Partai Demokrat ini menuturkan bahwa, ketika Jokowi terpilih sebagai Presiden, Dia ingin menjawab persoalan mengantaskan kemiskinan yang dialami masyarakat, terutama di kampong-kampung.
Hanya saja kadang tidak bisa diterjemahkan baik oleh para pembantunya di kabinet Indonesia maju akibatnya terjadi reshuffle dengan tujuan untuk menghadirkan menteri-mentri yang cepat dan paham.
“Namun, apa yang terjadi dengan reshuffle kali ini dengan hadirnya Ibu Risma menjadi menteri Sosial RI belum bisa dikatakan dapat menjabarkan visi-misi yang dikehendaki Presiden Indonesia ketujuh Joko Widodo.” Tutur Fonataba.
Fonataba mengajak untuk melihat gebrakan perdana blusukan di Jakarta dari Mentri Sosial RI Tri Rismamaharini menjadi bahan “tertawaan’ para politisi negeri ini.
Pasalnya, Risma bukannya lakukan blusukan ke daerah-daerah yang perlu rakyat dibantu, malah sasarannya DKI Jakarta yang notabene bisa ditangani Gubernur Jakarta dan jajarannya.
“Tidak salah kalo saya mengatakan Ibu Risma hanya ingin mencari popularitas identitas diri diakui rakyat Jakarta dengan model blusukan yang pernah membawanya sukses 2 periode menjadi Walikota Surabaya, sudah terbaca ini untuk mencari simpatik menuju pemilu 2024 kendati perjalanan masih jauh.” Pungkasnya.
Fonataba mengingatkan, Risma sudah bukan lagi milik masyarakat Surabaya saja tapi seharusnya sudah bisa terbang lebih tinggi dan jauh jangkauannya untuk membantu Presiden melihat rakyat Indonesia secara menyeluruh dan cepat untuk mengambil langkah.
“Kami tunggu air mata ibu Risma yang biasanya melihat rakyat Surabaya susah dan perlu dibantu. Apakah ibu mampu buat untuk rakyat Indonesia lain di seluruh Indonesia, lebih khusus di tanah Papua?” tegas Jongky dengan nada Tanya.