TEROPONGNEWS.COM,SORONG – General Manager (GM) PT Pertamina Kilang Internasional RU VII Kasim Yulianto Triwibowo, bersama team management RU VII dan team management PT Hutama Karya (HK) yang merupakan konsorsium Pembangunan Proyek EPC Open Acces Pembangunan Jetty III (pelabuhan khusus minyak) dan tanki timbun Crude Oil milik PT Pertamina Kilang Internasional RU VII Kasim, melakukan sosialisasi sebelum di mulainya pembangunan pekerjaan proyek di maksud.
Sosialisasi kali ini dipimpin langsung oleh GM RU VII kasim dengan melibatkan Bupati Kabupaten Sorong, Walikota Sorong, Panglima Komando Armada III, Danrem 1802/ Sorong, Kapolres Sorong, Kapolres Kota Sorong, Kepala Kejaksaan Negeri Sorong dan jajaran Muspida yang ada di Distrik Seget, serta masyarakat di 9 Kampung Distrik Seget dan para tokoh masyarakat, bertempat di kediaman bupati kabupaten Sorong, Selasa (12/1/2021).
Dalam sambutannya Bupati Kabupaten Sorong Jhony Kamuru menyatakan dukungannya atas pengembangan dan pembangunan proyek EPC open acces kilang RU VII Kasim, dan meminta seluruh jajarannya untuk memberikan dukungannya kepada proyek open access ini ke depan agar lancar dalam pekerjaannya.
“Terima kasih saya ucapkan kepada GM Pertamina RU VII Kasim bersama staf dan team atas Komunikasi dan semua kegiatan-kegiatan yang ada di Kabupaten Sorong. Walaupun masih dalam masa pandemi kita harus tetap berjalan, kita harus tetap eksis dalam pembangunan di kabupaten ini. Semua hal harus bergerak baik di sektor Migas maupun sektor lainnya. Sehingga hal ini dapat bermanfaat bagi masyarakat di Kabupaten Sorong, “ujar Jhony Kamuru.
Jhony Kamuru berharap, ketika masa pandemi ini sudah berakhir, semua pihak sudah harus siap untuk bergerak lebih maju lagi, terutama yang menyangkut dengan proses pembangunan dalam berbagai sektor.
Sementara itu, GM RU VII Kasim, Yulianto Triwibowo menyampaikan bahwa kedatangannya selain ingin menjalin silaturahmi juga sekaligus melakukan sosialisasi terkait proyek pembangunan EPC Open Access kilang RU VII Kasim.
“Kilang RU VII Kasim adalah kilang dengan kapasitas produksi 10.000 barrel per hari, menghasilkan produk Premium, Biosolar B-30 dan Marine Fuel oil (MFO). Kilang Kasim juga merupakan satu-satunya kilang yang ada di Indonesia timur dan berkontribusi aktif untuk pemenuhan BBM wilayah Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat, “jelas Yulianto.
Yolianto menuturkan, pemenuhan BBM di wilayah timur Indonesia oleh kilang RU VII Kasim masih sangat rendah yaitu sekitar 10-20% saja sedangkan kekurangannya disupply dari kilang RU V Balikpapan, ini merupakan salah satu hambatan dan juga peluang buat RU VII, karna pangsa pasarnya sangat besar bagi RU VII.
“Harapan kita RU VII, bagaimana RU VII bisa memberikan kontribusi yang maksimal kepada pembangunan energi yang ada di Kabupaten Sorong dan Papua pada umumnya, dan bisa berdiri sendiri, kalo sekarang 10-20% sumbangannya harapannya nanti bisa 100% cukup dari RU VII, sehinga bisa memacu pembangunan di kawasan timur Indonesia (KTI), “kata Yulianto.
Yulianto kembali memaparkan, latar belakang pembangunan open access ini dilatarbelakangi oleh menurunnya produksi Crude Oil atau minyak mentah yang di hasilkan oleh Petrogas Basin Ltd. Sehingga menurunkan kapasitas pengolahan kilang RU VII yang secara desain mampu mengolah 10.000 barrel per stream day (BPSD), dan sekarang hanya mampu berproduksi 6000 BPSD saja yang merupakan kapasitas minimal pengolahan kilang (turn down capacity), dan menurunkan margin kilang sehingga tidak ekonomis.
“Hal ini lah yang melandasi RU VII melaksanakan proyek ini yaitu untuk mempertahankan stabilitas supply dan stock crude oil sehingga supply BBM dari kilang RU VII ke wilayah Maluku dan Papua ini bisa tetap terjaga. Konsep dari proyek pembangunan open access RU VII Kasim ini adalah membuka pintu masuk crude oil dari luar daerah untuk diolah di kilang RU VII, baik crude dari luar negri maupun dari dalam negri. Sehingga perlu dibangun beberapa fasilitas di RU VII seperti, pembangunan jetty dengan kapasitas 50.000 DWT sehinga kapal dengan kapasitas 200.000-250.000 barrel crude oil dapat bersandar di jetty tersebut, selain itu juga akan dibangun 4 buah tangki berkapasitas masing-masing 110.000 Barrel dengan total 440.000 Barrel, sehinga ketahan crude oil kilang RU VII adalah sebesar 40 hari, “imbuhnya.
Yulianto menambahkan, setelah pembangunan jetty dan tangki crude oil tersebut pihaknya memiliki rencana jangka panjang pengembangan kilang RU VII dari kapasitas awal 10.000 BPSD dan harapannya dapat dikembangkan hingga 50.000 BPSD, sehingga kilang RU VII bisa menjadi barometer pembangunan energi untuk wilayah Indonesia timur.
Harapannya, masyarakat bisa mendapatkan multiplier effect dari pengembangan kilang RU VII, baik pada pengembangan masyarakatnya, pengembangan ekonomi masyarakat.
“Tujuan dari proyek open access ini adalah mengembalikan kapasitas pengolahan RU VII ke kapasitas desain yaitu 10.000 BPSD. Proyek ini sendiri akan di kerjakan oleh konsorsium PT. HK- PT GSB sebagai EPC Contractor, “terang Yulianto Triwibowo.
Kegiatan ini sosialisasi ini, kata Yulianto, masih berlanjut sampai ke stakeholder RU VII yang berada di Distrik Seget, dan rencananya akan kami sampaikan pada tanggal 16 Januari 2021 ke masyarakat yang ada di ring 1 kilang RU VII Kasim.
“Pelaksanaan sosialisasi ini kami laksnakan dengan tetap berpedomam pada protokol Covid-19, ” pungkas Yulianto.