TEROPONGNEWS.COM,SORONG – Gedung Air Traffic Controller (ATC) Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong dikuasi oleh sekelompok teroris bersenjata lengkap, Rabu (9/12/2020). Mengetahui adanya teroris yang menguasai objek vital tersebut, prajurit Batalyon Intai Amfibi 3 Marinir kemudian menyerbu gedung.
Seluruh tim menyerbu dari langit, dimana tim taifib menggunakan helikopter dan turun dengan menggunakan teknik Fastrope, atau teknik turun dengan menggunakan tali dengan cepat menuju ke sasaran.
Pasukan langsung melakukan serbuan kilat dan pembebasan sandera di objek vital yang sementara dikuasi musuh. Baku-tembak akhirnya tidak terhindarkan, rentetan bunyi senjata semakin memekakkan telinga. Musuh pun akhirnya bisa dilumpuhkan oleh prajurit Intai Amfibi 3 Marinir.
Kejadian tersebut merupakan bagian dari skenario latihan standar kemampuan perorangan dasar maupun lanjutan dengan melibatkan prajurit batalyon Amfibi 3 Marinir pasmar 3 korps Marinir.
Latihan tersebut meliputi fastrope yaitu menurunkan pasukan melalui heli secara cepat ke titik yang tidak dapat dijangkau baik lewat darat atau laut, serbuan gedung yaitu serbuan secara cepat dengan teknik khusus terhadap gedung yang dikuasai musuh dengan teknik stabo, yaitu eksfiltrasi atau pengunduran secara cepat dari daerah musuh dengan menggunakan tali yang digantungkan.
Di akhir latihan tim pemadam kebakaran Bandara DEO melaksanakan simulasi pemadaman api di Menara ATC sebagai akibat ledakan yang ditimbulkan oleh teroris, dilanjutkan dengan simulasi penyelamatan korban luka oleh Tim medis Bandara.
Komandan Brigade Infanteri 3 Marinir (Danbrigif 3 Mar) Kolonel Mar Edi Prayitno, S.M. menjelaskan, tujuan latihan itu adalah untuk meningkatkan dan mengasah kemampuan tempur darat Batalyon intai Amfibi 3 marinir Pasmar 3 Korps Marinir, yang terkenal akan kemampuan khususnya di segala medan baik darat, laut maupun udara.
“Sasaran dari kegiatan ini adalah agar prajurit nampu melaksanakan infiltrasi dan eksfiltrasi, untuk menghancurkan daerah musuh. Latihan ini diselenggarakan selama sepekan, ” ujar Danbrigif 3 Mar Kolonel Mar Edi Prayitno, S.M.
Pada kesempatan yang sama, kepala Bandara DEO Soorong, Cece Tarya mengatakan, skenario dalam latihan itu sudah sesuai dengan yang tertuang di dokumen Airport Security Progam (ASP). Dimana dokumen ASP mengatur bagaimana menangani situasi pada waktu terjadi kondisi darurat. Baik itu berupa kecelakaan penerbangan ataupun tindakan melawan hukum.
“Dari latihan tadi, ada beberapa skenario yang dapat kita lakukan saat power Bandara DEO sudah dikuasai teroris. Ini nantinya menjadi bagian daripada latihan Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) dari pelaksanaan kegiatan dokumen ASP itu sendiri, “pungkas Cece.