Scroll untuk baca artikel
Example 525x600
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita

Polisi Bertindak Represif di Pilkada Bintuni, Bupati Petrus Kasihiw Murka

×

Polisi Bertindak Represif di Pilkada Bintuni, Bupati Petrus Kasihiw Murka

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

TEROPONGNEWS.COM, BINTUNI – Sejumlah oknum aparat kepolisian yang ditugaskan menjaga keamanan dan ketertiban di Kabupaten Teluk Bintuni saat pelaksanaan Pilkada, bertindak represif dan melakukan kekerasan terhadap massa pendukung kandidat.

Kejadian pada Rabu (9/12/2020) malam di area Taman Kota Teluk Bintuni ini, memicu kemarahan Ir Petrus Kasihiw MT, Bupati Teluk Bintuni yang juga kandidat Bupati periode 2021 – 2024. Pasalnya, yang menjadi korban pemukulan oknum aparat ini adalah massa pendukung Piet-Matret.

Example 300x600

“Saya marah besar atas tindakan aparat ini. Saya akan buat laporan atas insiden ini, supaya mereka diperiksa. Kalau Polres Bintuni tidak menindaklanjuti, saya akan lapor ke Polda, kalau perlu sekalian ke Mabes Polri,” tegas Petrus Kasihiw, dengan wajah merah menahan amarah.

Insiden pemukulan pendukung PMK2 Jilid2 ini berlangsung saat massa dari Kampung Idut Distrik Manimeri melakukan konvoi ke arah kota. Menjelang di Taman Kota, aparat keamanan menghadang mereka yang mengarahkan untuk kembali ke SP, dan tidak melakukan konvoi pada Rabu (9/12/2020) sore.

Dari rekaman video yang beredar, saat massa sudah berputar arah, sejumlah oknum polisi memukul mereka dengan pentungan dan kayu balok. FM dan FW, dua orang pendukung Piet – Matret mengalami bengkak di kepala.

Bupati Petrus Kasihiw memeriksa luka di kepala korban tindakan represif oleh oknum polisi di Taman Kota Teluk Bintuni.

“Apakah mereka itu tidak bisa bicara baik-baik untuk menghalau massa. Kewajiban polisi itu mengayomi dan melayani masyarakat, bukan bertindak dengan kekerasan seperti itu,” tandas Piet.

Mendengar insiden itu, kandidat petahana ini langsung meluncur dari rumah pribadinya di Bumi Saniari Distrik Manimeri SP 3, ke lokasi kejadian untuk meredam massa.

Yang membuat alumnus UGM ini kesal, ada kesan polisi bertindak berat sebelah dalam mengamankan pelaksanaan Pilkada di Bintuni. Faktanya, kata Piet, ketika massa pendukung Ali Ibrahim Bauw – Yohanis Manibuy (AYO) melakukan konvoi, tidak ada tindakan apapun dari polisi.

“Polisi itu seharusnya netral, jangan berat sebelah. Kalau memang tidak boleh konvoi, semuanya dilarang. Jangan massa Piet-Matret saja yang dilarang, sampai bertindak dengan kekerasan begitu,” kata Piet.

Bupati Petrus Kasihiw saat menyampaikan protes ke AKBP Hans Rahmatullah Irawan, Kapolres Teluk Bintuni.

Sikap protes itu juga disampaikan langsung Piet kepada Kapolres saat keduanya bertemu di depan SD-SMP Terpadu, Rabu malam. “Sebagai Bupati dan kandidat, saya protes keras dengan tindakan itu. Tolong Pak Kapolres proses mereka,” tandasnya.

Sementara kedua korban cidera dari insiden itu, langsung di bawa ke RSUD Teluk Bintuni untuk dilakukan Visum et Repertum. “Permintaan saya tegas. Oknum polisi yang melakukan itu, harus diproses,” pungkas Piet. **

Example 300250
Example 120x600