TEROPONGNEWS.COM, JAYAPURA – Akedemisi Universitas Cenderawasih (Uncen) Fredi Sokoi menilai, rencana penyedotan Air dari Proyek Air baku yang di bangun Oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua , akan berdampak negatif terhadap keseimbangan Danau Sentani.
Hal tersebut di sampaikan Akademisi dan juga Dosen Antropologi sekaligus Pembantu Rektor IV Universitas Cenderawasih (Uncen) Fredi sokoi menanggapi pembangunan proyek air baku yang di lakukan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) di pinggiran danau sentani tepatnya di keluragan Waena Distrik Heram Kota Jayapura tersebut.
Menueur Dosen Antropologi itu, danau juga memberikan kontribusi besar dalam membentuk kulture orang Sentani dalam istilah teknis Antropologi disebut “Aqua Kulture” adalah kebudayaan yang dibangun diatas perairan.
“Coba lihat semua kelompok suku bangsa, kelompok sub suku keret klen marga yang ada di seputaran danau sentani yang terdiri dari 32 kampung dalam strukturnya ada satu dua suku ,kepala klen fungsinya yang mengurusi langsung dengan air atau dalam bahasan sentani di sebut “Phuyo Aiyo, atau Phurefi Kharefi “ selain mengurusi ikan mereka juga mengurusi kesehatan dari danau Sentani itu sendiri “ Kata Fredi Sokoi kamis,19 November 2020.
Putra asli Sentani yang baru menyelesaikan gelar doktornya di Universitas cenderawasih ini menegaskan bahwa jika ada rencana pemerintah untuk menarik air danau dalam kebutuhan jangka pendek bermaksud untuk menyedot air danau keluar dengan sekiar ratus liter atau kubik perhari misalnya akan meninmbulkan penurunan yang cukup signifikan . dengan alasan bahwa sejumlah sumber-sumber atau mata air yang masuk ke danau sentani sudah tidak berfungsi kecuali hujan dadakan.
“ Jadi kalau cuma itu tentu akan menurunkan selain kualitas air jumlah air juga akan berkurang, ketika air berkurang dia akan menaikan banyak sekali berbagai jenis kotoran dari masyarakat perkotaan yang di alihkan melalui sungai ketika hujan datang membawa ke danau, selain itu dampak negatif dari penurunan debit air danau akan juga menimbulkan penyakit “ ujarnya .
Fredi Sokoi mengakui saat ini tidak ada data akurat untuk mengetahui berapa jumlah mata air yang memberikan jumlah air yang cukup untuk danau sentani berada pada posisi yang aman” jika bergantung pada suplay air yang masuk dari sungai dan saat ini telah kering, maka itu berarti bahwa air yang keluar dalam jumlah yang cukup maka akan pasti mengakibatkan ketidak seimbangan, ini hal yang cukup memprihatinkan “ Tuturnya.
Sebagai anak Sentani dan lahir besar dan makan di dari Danau Sentani yang sejuk dan bening, tidak ingin masalah ini akan mengakibatkan seluruh masyarakat di 32 kampung di danau sentani akan tercemar dan mereka menuju pada suatu titik kematian yang membawa perubahan yang sangat besar untuk danau.
“Mohon pertimbangan yang matang terutama untuk memastikan bahwa ada keseimbangan lain yang bisa menjaga air danau itu tetap dalam kondisi stabil “ tegasnya.
Sebagai akademisi yang paham soal eksistensi danau sentani sebagai sumber kehidupan , dirinya tidak pernah dilibatkan dalam kajian-kajian strategis termasuk kajian Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) yang di lakukan oleh pemerintah dan pihak –pihak terkait soal pembangunan Proyek Air Baku di Danau Sentani tersebut .
”Kalau sepengetahuan saya tidak pernah, kalau ada pasti saya sebagai pembantu rektor bidang kerja sama mengetahui keterlibatan institusi dalam pengambilan kebijakan dimaksud jadi sama sekali belum “ Pungkasnya (nesta )