TEROPONGNEWS.COM, MERAUKE – Realisasi pencapaian program restorasi gambut yang dilakukan Badan Restorasi Gambut (BRG) di Papua tahun 2019, capaiannya sekitar 95 persen.
Ini didukung dengan pemahaman dan kesadaran masyarakat Papua dalam menjaga lahan gambut yang dinilai sudah sangat bagus.
Meski tidak dipungkiri budaya berburu dengan membakar lahan masih terjadi. Namun, upaya pelestarian gambut melalui program BRG perlahan menyadarkan masyarakat adat untuk tidak harus berburu hewan dengan cara membakar.
“Kalau realisasinya cukup tinggi di tahun 2019, terutama dari penganggarannya,” terang Kepala Pokja Wilayah Kalimantan dan Papua, Rudy Priyanto usai rakor verifikasi laporan pertanggungjawaban tahun 2020 dan evaluasi kegiatan restoran gambut tahun 2019 di Halogen Hotel Merauke, Selasa (15/9).
Paket revitalisasi yang melibatkan mitra BRG dan instansi terkait diberikan kepada kelompok masyarakat yang ada di sekitar ekosistem gambut di Papua. Khusus Selatan Papua, ada dua kabupaten yang diberikan paket revitalisasi yakni Kabupaten Merauke dan Mappi.
Pemberian paket ini di antaranya berupa budidaya sagu, paket peternakan, dan paket pengolahan ikan. Dan pendampingan kepada masyarakat dilakukan melalui program Desa Peduli Gambut (DPG).
Melalui program DPG, BRG melalui mitra telah melatih masyarakat untuk dapat mengolah produk potensi unggulannya guna mencukupi kebutuhan ekonomi. Dengan begitu, peran masyarakat untuk menjaga kelestarian lahan gambut progresnya akan meningkat dan perilaku pengerusakan ekosistem gambut perlahan bisa ditekan.