Ambon, TN – Hingga Senin (1/5) jumlah pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Provinsi Maluku terus mengalami kenaikan, dan saat ini sudah sebanyak 223 orang. Sementara pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 36 orang, 8 orang meninggal dunia, dan pasien yang sementara dirawat sebanyak 179 orang.
“Melihat trend pasien terkonfirmasi yang terus mengalami kenaikan terutama di Kota Ambon, maka saya mengajak masyarakat di Maluku, agar tidak lengah dan tetap mematuhi anjuran pemerintah, untuk tetap di rumah. Jika terpaksa keluar rumah, jangan lupa pakai masker, jaga jarak, selalu cuci tangan, dan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta tetap berdoa, semoga wabah ini cepat berlalu,” kata Gubernur Maluku, yang juga Ketua Gugus Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku, Murad Ismail saat menggelar konferensi pers, di kantor Gubernur Maluku, Senin (1/6).
Menurutnya, Gugus Tugas Nasional telah merekomendasikan 102 kabupaten/kota di Indonesia, termasuk 5 kabupaten/kota di Maluku yakni, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), Kabupaten Buru Selatan (Bursel), dan Kota Tual, untuk menerapkan new normal alias tatanan kehidupan baru, yaitu masyarakat tetap produktif dan aman Covid-19.
“Data ini akan kami koordinasikan lagi dengan Gugus Tugas Nasional, karena Kabupaten MBD sudah masuk zona kuning, sedangkan Kabupaten Bursel sudah masuk zona hijau. Nah, jika dibagi tiap zona, maka Kota Ambon dan Kabupaten Buru masuk zona merah, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) masuk zona orange, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) dan Kabupaten MBD masuk zona kuning, sementara Kabupaten Kepulauan Aru, KKT, Kabupaten Malra, Kabupaten Bursel dan Kota Tual masuk zona hijau,” jelas Murad.
Untuk itu, kata Murad, pihaknya akan menggelar rapat koordinasi kabupaten/kota yang akan terapkan new normal, untuk melakukan persiapan, sehingga tidak terjadi peningkatan pasien lagi. Sedangkan kabupaten/kota yang masuk dalam zona merah, harus berusaha untuk berubah status menjadi orange, begitupun dengan kuning harus menjadi hijau, serta yang hijau harus mempertahankan.
Dikatakan, hal yang menjadi prioritas dan pertimbangan utama dalam penetapan new normal ini adalah, ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan, antara lain laboratorium, ruang isolasi, dokter spesialis, dan sistem kesehatan lainnya.
“Penerapan new normal akan dimulai dengan sosialisasi, simulasi dan ujicoba pada beberapa kawasan percontohan, dengan melibatkan semua pemangku kepentingan, TNI/Polri, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan lain-lain,” tandas Murad.