Scroll untuk baca artikel
Example 525x600
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita

Gubernur: Kritik Adalah Vitamin Bagi Seorang Pemimpin

×

Gubernur: Kritik Adalah Vitamin Bagi Seorang Pemimpin

Sebarkan artikel ini
Gubernur Maluku, Murad Ismail. Foto-Ist/TN
Example 468x60

TEROPONGNEWS.COM, AMBON – Gubernur Maluku, Murad Ismail menegaskan, kritik adalah vitamin bagi seorang pemimpin. Hanya saja, kritik solutif dan konstruktif, berbeda dengan kritik destruktif yang tendensius.

Ia menyayangkan, banyak kritik yang sengaja di-framing, seakan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku gagal menangani kasus tersebut. Kemudian berujung pada kesalahan yang ditujukan kepadanya.

Example 300x600

“Coba kasih mereka tinggal di lokasi karantina, mau nggak? Kalau mau, ayo! Atau kalau mau, kita titip di rumah mereka saja,” ujar Murad kepada wartawan, di Ambon, Selasa (16/6).

Menurutnya, tidak ada jalan lain, selain melokalisir orang-orang yang telah terpapar Covid-19 di area yang ditutup dari akses orang luar. Apakah statusnya sebagai pasien dalam pengawasan, ataukah sebagai orang tanpa gejala.

Konsekuensi melakukan itu, kata dia, tidak mudah. Para OTG dan PDP ini, selalu dalam penanganan dan pengawaan tim medis, di tengah keterbatasan dan risiko yang juga dihadapi oleh tenaga medis. Akomodasi makan-minum, dan asupan vitamin mereka yang di lokalisir atau di karantina, setiap hari menjadi tanggung jawab pemerintah.

“Untung apa pemda menahan-nahan orang yang tidak lagi sakit, untungnya apa? Kita karantina orang yang terpapar untuk kebaikan banyak orang. Kita melihat masyarakat secara keseluruhan, dan kita bertanggung jawab, sehingga tidak pulangin orang yang masih terpapar untuk mencelakakan saudara-saudaranya,” tegas Gubernur.

Kebijakan yang diambil Pemerintah Provinsi Maluku dan Gugus Tugas Covid-19, terkait penanganan pasien positif dan orang tanpa gejala hasil tracing (pelacakan), kata dia, telah dilakukan sesuai Protokol Kesehatan. Mereka yang belum sembuh, tidak diperbolehkan pulang meski kondisinya telah membaik, dan telah menjalani karantina lebih dari 14 hari.

Kalau pun ada yang menginginkan melakukan karantina mandiri, harus bisa memenuhi syarat-syarat yang tidak mudah. Minimal rumah tempat tinggal representatif, tidak memungkinkan bersangkutan berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain. Persyaratan lain-lain juga diwajibkan, agar kemudian tidak menularkan virus ini ke orang lain.

Dikatakan, trend kasus positif Covid-19 terus meningkat secara signifikan, dan semua orang tentu tidak menginginkan hal itu terjadi. “Kita setiap hari dibuat kaget, termasuk was-was dgn angka kasus positif yang selalu bertambah, dan sudah menembus angka 452 kasus,” ujarnya.

Bertambahnya kasus positif, bukan karena adanya temuan kasus baru. Sebagian besar adalah hasil tracing (pelacakan) yang dilakukan Gugus Tugas Provinsi serta Kabupaten/Kota, berdasarkan kasus yang sudah ada sebelumnya.

Penularan dari kasus transmisi lokal hingga membentuk kluster-kluster penularan di lingkungan masyarakat, menandakan bahwa masyarakat masih banyak yang belum disiplin dan patuh menjalankan Protokol Kesehatan, serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

“Angka-angka yang terus bertambah membuat kita menjadi was-was, hingga akhirnya Menkes menyetujui pemberlakuan PSBB untuk menekan tingkat penularan virus ini di masyarakat, terkhususnya Kota Ambon sebagai kluster terbesar penyebaran Covid-19 di Maluku,” imbuh Gubernur.

Namun demikian, kata dia, ada sisi positifnya. Pasalnya, kerja keras Tim Tracing patut diberi apresiasi. Dari hasil penelusuran mereka, orang-orang yang telah terpapar virus melalui “transmisi lokal” ini dapat dideteksi, hingga kemudian bisa dilokalisir atau dikarantina. Apa jadinya, kata Gubernur, jika kalau tidak terdeteksi, dan sepanjang hari melakukan aktivitas yang bersentuhan dengan banyak orang.

Berbahaya memang, mereka yang sudah terpapar itu dalam kondisi sehat atau OTG. Mereka potensial menjadi silent carrier, yakni seseorang yang memiliki kemampuan membawa dan menyebarkan virus. Istilah mediknya, asimptomatik (tanpa gejala) karena terlihat sehat-sehat saja.

“Untuk itu, tanggung jawab memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini, adalah tanggung jawab dan kewajiban kita semua. Tanpa kepatuhan dan kedisiplinan pada Protokol Kesehatan dan anjuran dari pemerintah, saya kira angka-angka kasus positif Covid-19 akan masih terus bertambah,” tandas Gubernur Murad.

Example 300250
Example 120x600