Manokwari,TN– Untuk menekan penyebaran corona virus disease 2019 yang sudah menyebar di Papua Barat apalagi melalui orang tanpa gejala (OTG) serta orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan maka harus diterapkan karantina terpusat.
Juru bicara gugus tugas penanganan COVID-19 Provinsi Papua Barat, dr Arnold Tiniap,M.Empid dalam keterangan persnya melalui zoommetting dengan wartawan, Rabu (20/5) mengatakan, karantina terpusat merupakan kebutuhan yang mendesak.
Sehingga rencana karantina terpusat ini mendapat respon positif dari sejumlah tokoh masyarakat, agama, pemuda, perempuan termasuk wakil rakyat di tingkat Provinsi dan Kabupaten.
Untuk menindaklanjuti karantina terpusat itu, empat Kabupaten/ Kota yang sudah menyiapkan lokasi dan fasilitas bagi orang tanpa gejala (OTG), orang dalam pemantauan (ODP) pasien positif corona tapi tidak ada gejala.
Jubir Arnold Tiniap mengatakan, empat daerah yang sudah mengkonfirmasi kesiapan fasilitas karantina itu adalah, Kota Sorong, Kabupaten Fakfak, Teluk Bintuni dan Teluk Wondama, sedangkan Kabupaten Sorong dan Raja Ampat yang punya pasien., OTG dan ODP cukup tinggi belum mempersiapkan.
“Yang sudah siapkan fasilitas dan sudah dilaksanakan yaitu Kota Sorong, Kabupaten Fakfak, Teluk Bintni dan Teluk Wondama, sedangkan Kabupaten Sorong dan Raja Ampat punya pasien positif serta OTG meningkat tetapi belum terkonfirmasi” jelas Jubir.
Dijelaskannya bahwa karantina terpusat ini akan dibagi menjadi dua tempat tempat yaitu karantina pertama dikhusus bagi mereka yang belum menjalani pemeriksaan, kemudian mereka yang dikategorikan sebagai OTG atau ODP, kemudian satu tempat lagi dikhususkan bagi pasien yang positif corona tapi tidak ada gejala.
“Kami akan berkoordinasi dengan teman-teman di daerah yang telah memperhatikan protocol kesehatan supaya jangan menempatkan orang dalam jumlah banyak di satu ruangan, jadi bukan kita memisahkan mereka dari keluarga tetapi pada saat mereka ditempat di karantina itu sebisa mungkin jumlah yang terbatas juga” ujarnya. Apalagi orang yang sudah belum tahu status kesehatan mereka mungkin positif tak bergejala, kemudian ditempatkan lebih dari dua orang maka bisa saja beresiko untuk saling menularkan, hal ini yang perlu diantisipasi dengan protocol kesehatan.