Manokwari,TN– Unicef perwakilan Papua Barat bekerjasama dengan Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (HAKLI) Provinsi Papua Barat, untuk menyelenggarakan pertemuan koordinasi komunikasi resiko pengendalian Covid-19, bersama wartawan media masa di Ruangan Mansinam, Lantai II SwissBell hotel Manokwari,Rabu (13/5).
Pertemuan koordinasi komunikasi resiko pengendalian Covid-19 yang diikuti sejumlah awak media, HAKLI dan Unicef Papua Barat dibuka oleh Sekertaris Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, dr Arnoldus Tiniap, M.Empid.
Dalam materi yang disampaikan pemateri memberikan gambaran kepada awak media bagaimana penanganan penyebaran virus corona, agar dalam pemberitaan kepada publik dapat mengedukasi masyarakat.
Juru Bicara (Jubir) COVID-19, dr Arnold Tiniap,M.Empid mengatakan, saat ini media adalah salah satu objek yang paling vital. Sebab media massa bisa membentuk opini (positif atau negatif) ditengah tengah masyarakat.
“Lewat pertemuan ini, bertujuan untuk mendiskusikan upaya-upaya yang perlu ditindaklanjuti oleh Gugus Tugas termasuk Wartawan,” ujar Arnold, saat memberikan arahan pada pertemuan koordinasi komunikasi resiko pengendalian COVID-19 bersama wartawan media masa.
Lanjut dr Arnold, saat ini media adalah satu satunya jalan untuk bagaimana membentuk persepsi publik bisa mempengaruhi opini ditengah tengah masyarakat, karena itu masyarakat bisa di buat untuk berpikir positif ataupun negatif, pihaknya mengakui bahwa wartawan sudah berpengalaman dalam bidang itu.
“Tapi memang semua itu kita butuh evaluasi, sehingga lewat survei yang kami lakukan. Sehingga bisa menjadi acuan nantinya, ketika teman teman melakukan pemberitaan nantinya harus seperti apa,”ujarnya.
Sekertaris Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat itu mengatakan, semua pihak termasuk media, memiliki tanggungjawab yang sama, untuk memberikan kontribus positif dan edukasi terkait covid-19 ini.
Salah satu contoh terkait stigma, orang yang terjangkit virus corona karena itu diharapkan peran media bisa memberikan edukasi, yang positif untuk bagaimana mendorong masyarakat agar tidak takut, dan sebagainya.
“Sehingga lewat tulisan itu, kita dapat mengurangi penolakan dari masyarakat. Dan setelah itu memberikan informasi yang positif, tanpa menimbulkan kepanikan,” tandasnya.