Sorong,TN – Alat Pelindung Diri (APD) bantuan dari pemerintah provinsi Papua Barat tiba di kota Sorong, Rabu (08/04) sekitar pukul 17.30 WIT. APD yang diangkut menggunakan kendaraan roda empat tersebut akan langsung dibagikan kepada tenaga medis yang bertugas menangani virus covid-19.
Kepala dinas kesehatan kota Sorong, Hermanus Kalasuat mengatakan, APD tersebut terdiri dari Cover all 325 set, VTM 100 pic, Rapid tes 40 box, swab 120 pics, masker 100 box, obat benzatin pemciles 150 box, azitromicim 120 box, dan vitamin B komplex 100 box.
“APD bantuan dari Satgas Covid-19 provinsi Papua Barat ini akan langsung dibagikan di tiga rumah sakit di kota Sorong yakni RS. Sele.Be Solu, RS. dr. Aryoko, dan RS. Angkatan Laut, serta di dinas kesehatan kota Sorong,”jelas Hermanus.
Sementara itu, Abdul Ghani Ishak Bauw, salah satu tim relawan yang ikut mengantarkan APD tersebut mengatakan bahwa selama dalam perjalanan menuju Sorong, ia sempat mengalami kendala saat melintas di Distrik Mubrani yang merupakan perbatasan antara Manokwari dan Kabupatem Tambrauw.
“Kemarin malam kita dari Manokwari menuju Tambrauw kita ditahan di posko, karena memang kita sadari benar bahwa yang kita lawan ini bukan perang tetapi virus. Sehingga kami pun tidak bisa melawan aturan pemerintahan di sana, karena Distrik beserta jajarannya yang ada di sana, baik Koramil dan juga Polsek dan masyarakat bersatu padu untuk memerangi virus Covid-19 ini,”jelas Abdul Ghani yang juga merupakan anggota DPRD Kabupaten Fakfak.
Dikatakan Abdul Ghani, ia bersama rekan lainnya berupaya membujuk dan memberikan pemahaman terhadap warga setempat. Sebab barang yang diangkut merupakan kebutuhan yang penting bagi tenaga medis untuk menangani pasien Covid-19.
“Saya bersama teman-teman mencoba meredam karena ini merupakan kebutuhan di kota Sorong. Namun karena beberapa kebijakan sudah ditetapkan dari sana, sehingga kita meminta izin pak distrik sampai dengan pukul 04.00 WIT subuh dan pak distrik sampaikan bahwa kemarin ada sedikit bertentangan dengan masyarakat, semua ingim menebang pohon. Daripada kita yang lewat ini kemudian pohon di palang ke jalan, akhirnya kita memutuskan untuk menunggu,”ungkap Abdul Ghani.
Selain terkendala saat hendak melintas , ia juga mengalami kesulitan jaringan sehingga sulit untuk meminta bantuan. Sehingga ia bersama kedua rekannya harus menunggu hingga mendapatkan jaringan seluler.
“Kita memutuskan untuk menunggu, jujur di sana ada sedikit kendala karena tidak ada signal karena signal mengikuti lampu. Posko yang kami singgahi itu memang ada signal jika lampunya menyala, sehingga kita tidak komunikasi dengan orang di kota Sorong. Pada pukul 8 pagi kami mendapatkan signal dan sudah tidak ada lagi masalah kami langsung melanjutkan perjalanan, menuju Sorong”cerita Abdul Ghani.
Abdul Ghani menambahkan, masalah lainnya juga terdapat pada infrastruktur jalan lintas Manokwari-Tambrauw, yang mana pada kondisi jalan ditemukan titik longsor dan tanjakan yang cukup berbahaya.
“Sebenarnya perjalanan dari Manokwari itu termasuk dekat ,hanya saja masih ada beberapa titik longsor dan jalan yang berliku serta beberapa tanjakan. Sehingga pada kesempatan hari ini, kami ingin menyampaikan kepada pemerintah provinsi maupun Pusat, tolong perhatikan infrastruktur di sini,”tandasnya.