Ambon, TN – Pemerintah telah mengambil beberapa kebijakan untuk memutus rantai penyebaran Virus Corona (Covid-19). Mulai dari imbauan bekerja di rumah, melakukan ibadah di rumah sampai memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) senilai Rp 600.000 per bulan selama tiga bulan bagi keluarga miskin.
Pengamat Ekonomi Politik dan Diplomasi Luar Negeri, Gerry Hukubun menilai, bantuan langsung tunai yang digelontorkan pemerintah masih belum tepat sasaran, karena menggunakan data yang lama.
“Masih belum tepat sasaran, karena belum ada data terbaru yang akurat atau update yang diterima pemerintah, sehingga dapat memicu keributan di masyarakat, saat pembagian BLT tersebut,” kata Hukubun lewat siaran persnya yang diterima redaksi Teropongnews.com Biro Maluku, di Ambon, Selasa (28/4).
Menurutnya, masalah utama pemerintah dalam menggelontorkan BLT kepada masyarakat miskin, bukan soal masalah keuangan melainkan data akurat, terkait jumlah penduduk yang akan menerima BLT.
“Pemerintah masih ada uang kok. Cuma data saja yang belum akurat. Harus segera dilakukan pendataan mulai dari tingkat RT, RW hingga tingkat provinsi,” tambahnya.
“Apalagi di era teknologi serba canggih seperti saat ini, harus segera dilakukan pendataan yang akurat agar BLT tepat sasaran, dan Covid-19 segera berakhir di Indonesia,” tandas Hukubun.