Sorong,TN – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Sorong mengecam tindakan pelantikan Muhammad Ali sebagai Rektor UMS. BEM UMS, menilai pelantikan tersebut tidak sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.
Presiden Mahasiswa (Presma) UMS, Abu Kelian mengaku sangat prihatin dengan apa yang dilakukan pihak-pihak yang terlibat dalam pelantikan Muhammad Ali Sebagai Rektor UMS.
“Harusnya kami tau dan diinformasikan kalau rektor kami mau dilantik. Tapi pada kenyataannya, saya dan teman-teman BEM juga tidak dikasih undangan sama sekali, kami saja tau dari Facebook. Saya rasa pelantikan Rektor UMS ini justru terkesan sengaja disembunyikan, dengan alasan menaati peraturan pemerintah soal penanggulangan Covid-19. ” jelas Abu saat memimpin Solidaritas Mahasiswa UMS, yang sedang berorasi di depan gerbang Kampus UMS, Senin (20/4).
Menurutnya, kalaupun pelantikan tersebut dilakukan secara tertutup dengan tujuan untuk menanggulangi Covid-19, harusnya pihak-pihak terkait minimal menginformasikannya juga kepada BEM.
“Sekalipun dalan rangka menanggulangi Covid-19, saya rasa bisa kok pelantikan itu melibatkan 15 sampai 20 orang dari semua elemen, termasuk saya. Tapi yang saya tau, kemarin pelantikannya hanya 10 orang, jelas-jelas pelantikan tersebut disembunyikan, ini ada apa,” keluh Abu.
Abu juga menyampaikan bahwa pihaknya tidak mengintervensi pemalangan yang saat ini terjadi di UMS, mengingat pemalangan itu dilakukan oleh tokoh-tokoh adat suku Papua, yang masih menginginkan Hermanto Suaib sebagai Rektor UMS.
Sementara itu, Koordinator Solidaritas Mahasiswa UMS, Alfius A Dimara mengatakan bahwa dalam sebuah pelantikan rektor, harus ada presentasi dari rektor sebelumnya terkait prestasi dan capaian-capaian yang telah berhasil diraih oleh UMS selama masa jabatannya.
“Saya merasa pelantikan Muhammad Ali sebagai Rektor UMS, terkesan dipaksakan dan ada yang disembunyikan oleh pihak-pihak yang berkonspirasi di dalamnya, ” kata Alfius yang ditemui di depan Kampus UMS, Senin (20/4).
Karenanya ada kejanggalan-kejanggalan tadi, Alfius meminta Muhammadiyah pusat untuk melihat dan meninjau Surat Keputusan (SK) dan proses pelantikan Muhammad Ali.
“Jangan jadikan Virus Corona sebagai alasan supaya mereka bisa menggelar pelantikan yang hanya dihadiri oleh segelintir orang saja. Toh kalau mereka memang menghargai aturan pemerintah dan polisi, terkait penanggulangan Virus Corona, harusnya pelantikan itu dibatalkan saja sampai masa pandemik ini berakhir,” ungkap Alfius.
Pada kesempatan tersebut, Alfius juga membacakan poin tuntutan dari Solidaritas Mahasiswa Muhammadiyah Sorong, yang menolak SK No 2935 tentang pengangkatan Muhammad Ali sebagai Rektor UMS. Serta desakan Solidaritas Mahasiswa Muhammadiyah Sorong, agar Pimpinan Pusat Muhammadiyah segera mengembalikan eksistensi UMS dengan menetapkan Hermanto Suaib sebagai rektor periode 2020-2024.