Berita

Tingkatkan Ketrampilan Perempuan Tambrauw, Pariwisata Berkelanjutan Tujuan Utama Yayasan Mange-Mange Papua

×

Tingkatkan Ketrampilan Perempuan Tambrauw, Pariwisata Berkelanjutan Tujuan Utama Yayasan Mange-Mange Papua

Sebarkan artikel ini
Penyematan tanda peserta oleh kepala distrik Bikar, disaksikan Kepala Dinas Pariwisata Tambrauw, Abraham Mayor. Foto wim/TN

TEROPONGNEWS.COM, TAMBRAUW
Yayasan Mange-Mange Papua menggelar pelatihan Peningkatan Kapasitas Ekonomi Kreatif dan Pariwisata Berkelanjutan kepada kelompok perempuan dan pemuda di kabupaten Tambrauw Papua Barat.

1553
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

Kegiatan yang disuport oleh program bantuan pemerintah Selandia Baru (New Zealand) ini, bekerjasama dinas Pariwisata Kebudayaan dan Ekonomi Kreatif kabupaten Tambrauw, distrik Bikar dan GKI Klasis Abun.

Pelatihan Peningkatan Kapasitas Ekonomi Kreatif kepada kelompok perempuan pembuatan kerupuk Apalang, Bakso ikan Tenggiri dan aneka Kue berbahan baku Singkong serta Pariwisata Berkelanjutan, kali ini melibatkan warga jemaat GKI Maranatha Wowei, distrik Bikar kabupaten Tambrauw, pada 9-10 Agustus 2021 lalu.

Kepala dinas Pariwisata Kebudayaan dan Ekonomi Kreatif kabupaten Tambrauw, Abraham Mayor. Foto Wim/TN

Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh kepala dinas Pariwisata Kebudayaan dan Ekonomi Kreatif kabupaten Tambrauw, Abraham Mayor, didampingi, kordinator Bantuan Program Pemerintah Selandia Baru Yayasan Mang-Mange Papua, Albert Nebore.

“Dengan adanya kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas ekonomi kreatif kepada kaum perempuan dan pemuda di kabupaten Tambrauw ini, tentunya kami sangat berterimakasih kepada yayasan Mange-Mange Papua atas dorongan dan perhatiannya kepada masyarakat kabupaten Tambrauw, khususnya dalam peningkatan pembangunan pariwisata berkelanjutan di kabupaten Tambrauw kedepannya,” ujar Abraham Mayor, saat membuka kegiatan tersebut.

Menurutnya, pelatihan peningkatan kapasitas yang dilakukan Yayasan Mange-Mange Papua kepada kaum perempuan di Tambrauw ini, merupakan satu langkah maju untuk menyiapkan masyarakat Tambrauw sebagai masyarakat wisata di masa pandemi covid-19 ini.

Latihan membuat cemilan khas Tambrauw. Foto Wim/TN.

“Pelaksanaan pelatihan souvenir (ole-ole), cemilan khas kabupaten Tambrauw, ini merupakan bentuk upaya pemerintah menyiapkan masyarakat wisata menyambut era pariwisata pasca pandemi Covid-19,” terangnya.

Menurutnya, di masa pandemi Covid-19 ini, adalah kesempatan dinas Pariwisata kabupaten Tambrauw untuk berbenah, termasuk menyiapkan masyarakat terlibat dalam pembangunan pariwisata daerah.

“Pariwisata berkelanjutan merupakah upaya pemerintah daerah agar masyarakat yang menjadi sasaran bagi kesejahteraan, dengan demikian masyarakat akan semakin mencintai lingkungan dan meningkatkat partisipasi keterlibatan masyarakat sebagai pelaku usaha wisata. Pelatihan ini merupakan bagian dari pemerintah daerah membenah program Pariwisata berkelanjutan di kabupaten Tambrauw,” jelas Mayor.

Kordinator Bantuan Program Pemerintah Selandia Baru Yayasan Mang-Mange Papua, Albert Nebore. Foto Wim/TN.

Kordinator Bantuan Program Pemerintah Selandia Baru Yayasan Mang-Mange Papua, Albert Nebore, mengatakan kegiatan ekonomi alternatif Pariwisata berkelanjutan dan Konservasi Mangrove disuport oleh program bantuan dari pemerintah Selandia Baru melalui yayasan Mange-mange Papua.

“Program ini yang selanjutnya kami jabarkan melalui sejumlah kegiatan peningkatan kapasitas, yang difokuskan kepada kaum perempuan dan pemuda di kabupaten Tambrauw. Kegiatan pelatihan ini kami mengajarkan sekaligus latihan membuat kerupuk Apalang, Bakso ikan Tenggiri dan aneka Kue berbahan baku Singkong atau Kasbi. Ini agar masyarakat Tambrauw, khususnya ibu-ibu dan pemuda dapat menyiapkan diri untuk sambut era Pariwisata berkelanjutan setelah pandemi berakhir,” imbuh Albert Nebore.

“Jadi kegiatan ini memang melibatkan kelompok masyarakat, terutama ibu-ibu dan pemuda yang ada di Tambrauw, karena mereka inilah yang mengalami dampak dari situasi ekonomi akibat pandemi covid-19 yang berkepanjangan, oleh sebab itu target dan sasaran kami adalah ibu-ibu dan pemuda,” lanjut Nebore.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Harian Majelis Jemaat (PHMJ) GKI Maranatha
Wowei Bikar, Pdt.Rindengan, mengatakan, pelatihan tersebut telah memberikan manfaat yang besar, sudah membuat ibu-ibu menjadi trampil dalam mengolah bahan-bahan lokal yang ada disekitar jemaat.

“Pelatihan mengolah bahan makanan baku yang terdapat di sekitar warga jemaat ini memberikan banyak manfaat kepada ibu-ibu ini. Misalnya mengolah pisang, tdk hanya tahu olah menjadi goreng melainkan brownis pisang kukus,” tandas Pdt.Rindengan lewat testimoninya.

Di samping itu, Helena Mofu, staf dinas Pariwisata Tambrauw ketika mengikuti pelatihan tersebut, mengaku kaget, kalau cemilan yang tampak mewah ini ternyata dibuat dari bahan baku sederhana yang gampang didapat di sekitar rumah, seperti bahan baku singkong untuk membuat bolu kukus, bahan baku pisang dan yang lain.

Kata Albert Nebore, total masyarakat yang telah dilatih kurang lebih 550 orang. Dari jumlah itu sebanyak 523 orang adalah perempuan atau mama-mama dan pemudi berusia 18-30 tahun. Kegiatan ini mencakup lebih dari 14 kampung di dua distrik yakni distrik Sausapor dan distrik Bikar.