Ular Kaki Empat adalah Reptil dengan Bisa Mematikan di Papua, Mitos atau Fakta ?

Arta, Kordinator Komunitas Peduli Pencinta Reptil Sorong (Koppreso) saat memegang memegang hewan reptil kadal panana. Foto Wim/TN

TEROPONGNEWS.COM, SORONG- Kadal panana atau masyarakat Papua sering menyebutnya ular kaki empat. Kadal yang mempunyai nama latin Tiliqua Gigas Evanescens ini, biasa ditemukan di hutan Papua hingga dataran hutan Maluku.

Hewan melata berwajah lancip segi tiga itu sangat ditakuti kebanyakan orang, baik di Papua maupun di Maluku, lantaran reptil tersebut diketahui memiliki bisa dan racun yang mematikan.

Kadal panana atau masyarakat Papua sering menyebutnya ular kaki empat. Foto Wim/TN

Mitos atau fakta ?

Menurut Arta, Kordinator Komunitas Peduli Pencinta Reptil Sorong (Koppreso) yang ditemui bersama komunitasnya di Alun-alun Aimas kabupaten Sorong, Minggu (6/3/2022) kemarin, sekaligus mematahkan mitos bahwa kadal panana (ular kaki empat) bukan hewan reptil yang berbahaya di Papua, karena bisanya yang mematikan.

“Tidak, itu mitos ! Kadal panana atau biasa disebut masyarakat Papua ular kaki empat, tidak berbahaya dan tidak berbisa,” ujarnya kepada media ini, sambil memegang hewan reptil tersebut.

Menurutnya, masyarakat salah menilai kadal panana ini, karena mitosnya reptil ini sangat berbisa. Padahal sebenarnya tidak berbisa, karena reptil tersebut adalah salah satu spesies kadal.

“Kenapa dikatakan kadal, karena kadal punya ciri khas, dia mempunyai telinga. Hewan reptil ini sebenarnya dianggap berbisa oleh masyarakat karena hampir mirip dengan Death Edder, salah satu ular dengan bisa mematikan yang ada di Papua. Sehingga masyarakat sangat takut terhadapnya atau ular kaki empat ini,” terang Arta.

“Kenyataannya hewan reptil tersebut, tidak berbahaya bagi manusia, kadal panana ini merupakan spesies dari genus Tiliqua yang banyak tersebar di Papua dan Maluku,” lanjutnya.

Ia pun mengaku sangat prihatin dengan keberadaan hewan reptil dengan nama latin Tiliqua Gigas Evanescens ini. Dimana kondisi yang terjadi adalah temu tebas, artinya ketika masyarakat menemukannya, pasti dibunuh atau dimatikan.

“Kami sangat prihatin deng kondisi hewan reptil, karena kondisi yang terjadi adalah temu tebas. Maksudnya setiap kali hewan reptil termasuk ular, biawak dan panana ini, setiap kali ketemu langsung dibunuh atau dimatikan, membuat spesiesnya itu memprihatinkan,” terangnya.

Dikatakannya, hewan reptil seperti panana, biawak dan ular adalah hewan reptil pembasmi hama seperti tikus. Oleh sebabnya hewan reptil seperti itu juga harus dijaga habitatnya agar tidak punah.

“Jadi sekali lagi saya katakan kalau kadal panana atau ular kaki empat itu tidak berbisa dan tidak berbahaya. Itu adalah mitos,” tegasnya.

Kadal panana dianggap sangat berbahaya bagi orang Papua. Padahal sebenarnya kadal yang mempunyai nama latin Tiliqua gigas evanescens tidak mempunyai racun sama sekali pada bagian tubuhnya.