Opini

Tradisi Inflasi di Bulan Ramadhan

×

Tradisi Inflasi di Bulan Ramadhan

Sebarkan artikel ini
Irianti, S.Sos

TEROPONGNEWS. COM – Tinggal menghitung hari, kaum muslimin seluruh dunia akan Kembali merayakan hari raya Idul Fitri, hari di mana seluruh umat muslim merayakan hari kemenangannya. Dalam menyambut hari kemenangan ini, tentu para ibu akan mendatangi pasar untuk berburu bahan pokok. Namun, ada satu fenomena yang menjadi momok bagi kaum ibu di setiap menjelang Idul Fitri, yaitu kenaikan harga bahan pokok. Bukan tanpa alasan hal tersebut selalu menjadi tradisi yang seolah terus berulang setiap tahun tanpa adanya solusi yang bisa mengakhiri tradisi ini. Kira-kira apa penyebab harga kebutuhan pokok menjadi meningkat pada momen hari raya seperti ini? Apakah ada pedagang yang sengaja menaikkan harga demi meraup untung yang lebih tinggi? Atau adakah distributor yang dengan sengaja menimbun bahan pokok untuk menimbulkan kelangkaan barang di pasaran?

Sebenarnya, bukan semata-mata karena itu. Meningkatnya harga bahan pokok di pasaran disebabkan oleh naiknya permintaan (demand), tetapi tidak disertai dengan kenaikan supply barang. Sehingga,kebutuhan barang tidak tercukupi, barang menjadi langka dan harganya pun semakin tinggi. Hal ini berkaitan dengan hukum supply & demand. Seharusnya, jika permintaan meningkat tanpa disertai dengan kelangkaan barang, maka yang terjadi adalah harga barang semakin murah. selain itu rantai distribusi yang Panjang serta faktor iklim juga ikut mempengaruhi kenaikan harga bahan pokok

Permintaan secara drastis pada saat menjelang lebaran ini dapat membuat harga semakin melonjak jika tidak diantisipasi sebelumnya dengan menambah suplai barang. Namun, apakah kita hanya pasrah saja mengikuti kenaikan harga ini tanpa melakukan apa-apa? Sebenarnya ad acara untuk mengantisipasi kelonjakan harga ini, yaitu :

  1. Mempersiapkan suplai kebutuhan pokok menjelang hari raya Idul Fitri

Tokoh yang paling berperan dalam mengendalikan suplai kebutuhan pokok adalah pemerintah, produsen  dan pedagang. Pemerintah dapat berkoordinasi dengan para produsen, misalnya para petani sayuran dan ternak hewan untuk menambah jumlah produksinya saat menjelang lebaran, agar kebutuhan para konsumen dapat terpenuhi dan kenaikan harga barang dapat teratasi. Hal ini juga bisa menghindari perbuatan para pedagang yang tak bertanggung jawab dengan menimbun dahulu pada saat bahan pangan masih murah.

  • Penetapan harga batas atas oleh pemerintah

Sebagai penentu kebijakan, pemerintah dapat menentukan harga termahal dari suatu barang, sehingga konsumen dapat sedikit teratasi dan konsumen menjadi terlindungi. Namun masalah lain dapat muncul jika suplai barang tidak tercukupi, yaitu habisnya barang di pasaran. Hal ini bisa memicu timbulnya pasar gelap, yang menjual barang di atas harga yang sudah ditetapkan pemerintah.

4963
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

  • Sebagai konsumen, sebaiknya bijak dalam berbelanja

Sebagai konsumen, kita jangan hanya mengandalkan kerja pemerintah, produsen dan pedagang untuk mengendalikan harga bahan pokok, namun kita bisa ikut membantu dengan tidak terbawa hawa nafsu untuk membeli semua kebutuhan pokok dalam jumlah besar. Perilaku konsumtif yang dilakukan secara berjamaah ini juga memicu naiknya tingkat demand.  Dengan mengendalikan keinginan berbelanja, kita bisa tetap menjaga jumlah demand agar tidak meningkat secara drastis. Jadi cukup membeli barang yang dibutuhkan saja.

Semoga dengan berbagai upaya yang dilakukan berbagai pihak, baik itu pemerintah pusat, pemerintah daerah, bahkan pihak produsen, diharapkan tradisi kenaikan harga kebutuhan pokok ini menjadi cerita klasik yang tidak terus berulang setiap tahunnya.

Penulis adalah Statistisi Ahli Pertama di Badan Pusat Statistik Kota Sorong.