Berita

Total Positif C-19 Papua Barat Capai 210 Kasus, dr Arnold : Dampak New Normal

×

Total Positif C-19 Papua Barat Capai 210 Kasus, dr Arnold : Dampak New Normal

Sebarkan artikel ini
Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Papua Barat, dr Arnoldus Tiniap, M.Empid. (Foto : Abe/TN)
Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Papua Barat, dr Arnoldus Tiniap, M.Empid. (Foto : Abe/TN)

TEROPONGNEWS.COM,MANOKWARI– Jumlah pasien positif terpapar corona virus disease 2019 (COVID-19) di Papua Barat, mengalami penambahan cukup signifikan. Data per tanggal 8 Oktober 2020, angkanya mencapai 210 kasus, menyebar di 11 Kabupaten dan 1 kota.

Juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Papua Barat, dr Arnoldus Tiniap menjelaskan, daerah yang belum masih zona hijau atau belum terdeteksi pasien terpapar Corona, tinggal Kabupaten Pegunungan Arfak.

Sementara dari 210 kasus positif, terdapat di Kota Sorong (114 kasus), Kabupaten Sorong 46, Manokwari 38, Kaimana 6, Manokwari Selatan 3, Sorong Selatan 2 dan Maybrat 1 orang.

Infografis COVID-19 Provinsi Papua Barat, Kamis (8/10)

Sedangkan pasien sembuh atau sudah dinyatakan negatif Covid-19 sebanyak 7 orang dari Kota Sorong 2, Kabupaten Sorong 4 dan Manokwari 1.

Juru bicara satgas percepatan penanganan Covid-19 Provinsi Papua Barat, dr Arnol Tiniap menjelaskan bahwa peningkatan kasus Covid-19 itu dampak dari pelaksaan New Normal pada pertengahan bulan Juli 2020 lalu.

4958
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

Menurutnya, pemerintah pusat terlalu cepat memberlakukan New Normal padahal penyebaran virus corona masih di tanjakan belum sampai pada puncak, sehingga mengakibatkan terjadi peningkatan kasus Covid di daerah-daerah termasuk Papua Barat.

“Jika kita kaji maka peningkatan kasus positif pasien terpapar corona mulai sejak diberlakukan New Normal,” kata dr Arnold Tiniap kepada media ini melalui telpon celulernya, Kamis (8/10)

Direktur RSU Provinsi Papua Barat itu menuturkan, pelaksanaan New Normal merupakan ketidaktepatan dari kebijakan pemerintah pusat karena pemerintah daerah cenderung mengikuti pusat.

Padahal sebelum masa New Normal aktifitas masyarakat terbatas, kasus positif Covid-19 juga tidak meningkat.**