Tokoh Elit Marind Merauke Tepis Pernyataan Rasis

Tokoh-tokoh elit Marind Merauke menggelar konferensi pers, Rabu (8/7) malam. Foto-Getty/TN

TEROPONGNEWS.COM, MERAUKE – Untuk menangkis pernyataan-pernyataan rasis di tengah situasi politik saat ini, tokoh-tokoh elit Marind Merauke menggelar konferensi pers, Rabu (8/7) malam.

Konferensi pers ini untuk mengajak semua pihak, baik masyarakat asli Papua Marind maupun pendatang tetap menjaga semboyang tanah damai Kabupaten Merauke Izakod Bekai Izakod Kai, atau satu hati satu tujuan.

Mereka adalah Ignasisus Ndiken, Hengky Ndiken, Fransiskus Kapisa, H. A. Waros Ndiken, Harry Ndiken, Leonardus Mahuze, Martinus M. Ndiken dan Gerry Mahuze.

Hary Ndiken mengatakan, konferensi pers dilakukan untuk menepis pernyataan yang mengarah ke rasis. Tentang pergantian pengurus DPD Partai NasDem dan rekomendasi calon Bupati dan Wakil Bupati Merauke yang dikeluarkan NasDem belum lama ini.

“Kalau itu sudah menjadi Keputusan Partai NasDem, jangan dibawa-bawa keluar,” ucap Harry.

Lanjut, Leonardus Mahuze kesempatan berikut menyebutkan, orang Marind telah berjuang untuk mendapatkan hak kesulungan terutama mendapatkan kursi afirmasi di DPRD Merauke, dan kursi bupati dan wakil bupati. “Ini yang harusnya didorong untuk mendapatkan regulasi,” tuturnya.

Sejak zaman dahulu, orang Marind dari Kondo sampai Digul menerima semua orang dengan cinta dan kasih tidak ada perbedaan. “Jangan lagi ada kata peranakan. Kalau yang dilahirkan ibu atau bapaknya orang Marind, dia orang Marind,” sebut Gerry Mahuze.

Sebagai anak adat dan anak Marind tidak boleh asal bicara, agar tidak menyinggung dan Merauke tetap damai. Untuk itu, jika terdapat masalah atau rasa tidak puas, harus diselesaikan dengan cara duduk bersama. “Jangan karena kepentingan, kita saling sikut menyikut,” sambung Martinus Ndiken.

Sangat disayangkan jika menjelang Pilkada antara anak Marind tidak kompak atau saling menyikut. “Jadi, kami menolak pernyataan itu, dan kita harapkan saudara-saudara kita yang mau maju dan belum ada kendaraan, mari kita legowo. Jangan pada saat pilkada kita ribut,” tandas H. A.Waros.

Sementara Tito Kapisa mengatakan, tidak ada rasis di atas tanah Marind. Ia berharap, pernyataan miring yang sudah dilontarkan di media harus dicabut.

Bagi para pihak yang punya kepentingan politik, Hengky Ndiken menekankan, agar utamakan sikap saling menghargai supaya tidak menimbulkan gejolak di tengah masyarakat. “Mari kita saling menghargai, duduk bersama untuk mencarikan solusi,” tandas Hengky Ndiken.