Tidak Ada Penambahan Kasus Kematian Ayam Akibat Flu Burung di Merauke

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Merauke, Drh Retno Palupi Handayani, M.Ec.Dev. Foto-Getty/TN

TEROPONGNEWS.COM, MERAUKE – Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Merauke, Drh Retno Palupi Handayani, M.Ec.Dev mengatakan, tidak ada penambahan angka kematian ayam, akibat flu burung di Kabupaten Merauke. Sebelumnya dilaporkan 68.000 lebih ekor ayam petelur mati, akibat wabah flu burung.

Upaya pencegahan sudah dilakukan. Peternak diminta untuk menyemprot kandang, memberikan therapi suportif seperti vitamin dan vaksinasi. Dinas juga lebih intens pemantauan terhadap pemasok unggas maupun produknya dari luar.

Untuk vaksinasi, Merauke mendapat bantuan dari pusat sebanyak 50.000 dosis yang sudah dibagikan ke peternak ayam petelur sesuai populasi ayam yang masih hidup. Selain itu, penertiban pasokan asal luar Merauke diperketat. Syaratnya, harus bebas Avian Influenza (AI), punya sertifikat bebas kompartemen, uji laboratorium yang terakreditasi, atau uji PCR harus negatif AI.

“Kalau memenuhi baru boleh masuk ke Merauke. Bukan cuma ayam yang hidup atau DOC, tapi produk seperti telur, dan ayam beku, kita syaratkan seperti itu,” tegas Retno di ruang kerjanya, Kamis (30/7).

Ia katakan, sebelum didatangkan, terlebih dahulu persyaratannya harus terpenuhi. Untuk DOC dan telur biasanya dari Makassar dan Surabaya. Sedangkan ayam beku didatangkan dari Surabaya.

Pasokan luar ini untuk memenuhi kebutuhan permintaan konsumen, baik di Merauke maupun tiga kabupaten lainnya (Boven Digoel, Mappi dan Asmat).

“Untuk saat ini sebanyak 8 kontainer telur per bulan yang didatangkan dari luar. Tapi akan dievaluasi kalau masih kurang akan ditambahkan, karena kita berdayakan peternak lokal kita,” sebutnya.

Meski sudah tidak ada penambahan kasus kematian unggas, surveilence akan dilakukan dengan pengambilan darah, untuk melihat apakah kasusnya masih ada atau sudah tidak ada.

Dinas juga melakukan pemantauan dan pengujian sample daging ayam yang dijual di Merauke. Ada uji bakteri, formalin, boraks, maupun pemutih. Hasilnya, Merauke masih aman dan ayam yang dijual aman untuk dikonsumsi.

Para peternak diimbau tidak putus asa dan tetap semangat untuk berternak ayam. Sebagai langkah antisipasi, lakukan pengeringan kandang, pembersihan dan sementara waktu jangan memakai kandang tersebut untuk memelihara ayam.

“Untuk peremajaan, sebaiknya memakai kandang atau tempat baru untuk memastikan virus benar-benar sudah tidak ada,” ajaknya.

Selain itu, masyarakat diimbau untuk tidak takut mengkonsumsi daging ayam atau telur. Virus akan mati saat dimasak dengan baik, dan benar-benar matang.