Berita

Tergusurnya Hutan Sagu di Sentani Mengancam Kelestarian Jamur Sagu dan Ulat Sagu

×

Tergusurnya Hutan Sagu di Sentani Mengancam Kelestarian Jamur Sagu dan Ulat Sagu

Sebarkan artikel ini

TEROPONGNEWS.COM, JAYAPURA – Maraknya pemanfaatan lahan tidur di kabupaten Jayapura dan kota Jayapura terutama hutan-hutan sagu yang umumnya berada di pinggiran kota Sentani dan Kota Jayapura, membuat transaksi penjualan tanah tidak dapat terhindarkan.

1491
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.


Hutan sagu sebagai salah satu komiditi utama bagi orang asli Papua khususnya orang sentani, sehingga fungsi sagu tidak saja di manfaatkan sebagai makanan pokok Papade, tetapi juga pohonya di gunakan sebagai penghasil ulat sagu dan jamur sagu .

pencarian ulat sagu

Jamur Sagu dan Ulat Sagu di hasilkan dari pembusukan pohon Sagu dan Ampas Sagu yang telah didiamkan beberapa minggu bahkan bisa mencapai bulan.


Akademisi Fakultas MIPA Universitas Cenderawasih Dr. Hendrite Loise Ohee ,M.Si. mengaku bahwa Jamur Sagu dan ulat memiliki kandungan gisi yang cukup tinggi sehingga kedua makanan ini umumnya di konsumsi oleh orang Papua terutama orang Sentani dengan cara-cara sederhana.

“jamur Sagu dan ulat Sagu memiliki sumber protein yang dimakan oleh orang sentani sesekali , biasanya orang kalau sudah tokok Sagu di biarkan beberapa waktu baru di ambil jamur dan ulat Sagunya,” ungkap Heni Ohee.


Heni juga menambahkan tingginya kandungan protein dalam dua kuliner tradisional ini, bahkan mempunyai efek samping semperti alergi , gatal-gatal dan bisul.”tetapi makannan ini mempunyai efek samping dimana terasa gatal-gatal di kulit dan sekucur tubuh “tuturnya.


Karena tidak umum didapatkan, Heni Ohee bahkan mengaku bahwa harga jamur sagu dan ulat sagu saat ini cukup mahal, kisaran Tiga Puluh Ribu hingga Limapuluh Ribu pertumpuknya.

“Belakangan ini menjadi mahal , pertumpuknya setiap tumpuknya mungkin hanya 20 sampai 30 ekor ulat sagu, dan beberapa potong jamur Sagu, “akunya.


Pembatu Dekan II Fakultas MIPA Uncen Ini bahkan membeberkan, dengan kebanggan kuliner yang ada ini mulai terancam habitatnya akibat menipisnya hutan sagu di wilayah sentani dan Kota Jayapura akibatnya tingginya permintaan pengembangan wilayah akibat pembangunan di wilayah pinggiran kota.”sekarang dusun sagu sangat berkurang jumlahnya sehingga ulat sagu dan Jamur sagu sangat susah di dapatkan.”tandasnya.