Tahun Ini, Boven Digoel Buka Keran Ekspor CPO Perdana ke India

Pengecekan CPO untuk diberangkatkan ke India. Foto-Ist/TN

Di awal tahun 2021ini merupakan tahun kebangkitan bagi kota Merauke, pasalnya kota paling ujung timur tanah air melalui wilayah kerjanya di Boven Digoel ini berhasil membuka keran ekspor baru berupa produk olahan kelapa sawit ke India.

Sebanyak 6,3 ribu ton produk olahan asal sub sektor perkebunan berupa Crude Palm Oil atau CPO ini diberangkatkan dengan melalui Kapal MT Hai Yan V2015 dari Asikie, Boven Digoel, Sabtu (16/01/2021).

“Dengan sinergistas seluruh entitas, akhirnya kami dapat ekspor secara langsung. Ini sudah lama kami tunggu-tunggu,” kata Kepala Karantina Pertanian Merauke, Sudirman saat menyerahkan sertifikat fitosanitari kepada pemilik barang PT Bio Inti Agrindo (BIA).

TEROPONGNEWS.COM, MERAUKE – Komoditas dengan nilai ekonomi mencapai Rp 62,5 milyar ini, kata Sudirman telah melalui serangkaian pemeriksaan dan pengawasan pihaknya, sehingga sejalan dengan persyaratan ekspor negara tujuan.

Hal senada jiga disampaikan Manajer PT BIA Andy Siyar Irawan. Ia membenarkan bahwa sebelum pihaknya menerima Phytosanitary Certificate (PC), pejabat Karantina telah memeriksa kelengkapan administratif, kesesuaian dokumen persyaratan dan pendukung.

“Semua dilakukan melalui aplikasi Permohonan Pemeriksaan Karantina (PPK) secara online. Jika sudah dipastikan sesuai, maka pihak karantina akan melanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Sangat mudah apalagi sudah menggunakan proses digital jadi dapat dilakukan dari lokasi kebun di Boven Digoel, semua cepat dan transparan,” terangnya.

Dalam pemeriksaan tersebut, diikuti pimpinan Bea dan Cukai, Imigrasi, dan petugas KPLP/Kesyahbandaean Merauke.

Peningkatan Ekspor Pertanian

Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil mengapresiasi capaian kinerja ekspor Merauke diawal tahun 2021. Walaupun kondisi masih terhalang pandemi Covid-19, namun tidak menghalangi semangat para pekebun sawit, pelaku usaha dan instansi terkait untuk menunjukan kinerja terbaiknya.

“Hal ini sejalan dengan pesan Bapak Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red), bahwa tanah kita sangat kaya dan subur. Negara lain sangat butuh hasil pertanian kita, mari kelola dan rebut pasarnya,” tutur Jamil.

Jamil juga menambahkan pihaknya diberi tugas khusus selain tugas perkarantinaan oleh Mentan SYL untuk mengawal upaya peningkatan ekspor pertanian. Untuk itu melalui Gerakan Tigakali Lipat Ekspor Pertanian atau Gratieks, ia dan jajarannya mengawal capaian targetnya hingga tahun 2024.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis (15/1) tercatat kinerja ekspor secara sektoral yang paling menggembirakan adalah ekspor produk pertanian yang mengalami kenaikan tertinggi sebesar 13,98 %, yakni dari USD 3,61 miliar di tahun 2019 menjadi USD 4,12 miliar.

Dan ini melampaui target Gratieks tahap ke-1 yang dipatok hanya 12% saja, tutur Jamil.

“Ekspor bukan hanya soal angka, namun ini soal legacy atau kebanggaan. Saya yakin dengan semangat yang sama, kita mampu mencapai target Gratieks sekaligus membantu pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi,” tukas Jamil.