Suku Sebyar Histeris, Pit-Matret Bongkar Aksi Abu Nawas Di Distrik Kamundan

Calon Bupati Teluk Bintuni Nomor Urut 2, Ir. Petrus Kasihiw MT, membacakan nama-nama penerima bantuan modal usaha di Distrik Kamundan yang digulirkan Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni sejak tahun 2017. Data pembangunan ekonomi kerakyatan itu disampaikan saat orasi politik kampanye pilkada tahap 2 di Kampung Kalitami 2 Distrik Kamundan, Sabtu (24/10/2020). (Foto:Tantowi/TN)

TEROPONGNEWS.COM, KAMUNDAN – Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Teluk Bintuni nomor urut 2, Ir. Petrus Kasihiw MT dan Matret Kokop, membongkar aksi tipu-tipu ala Abu Nawas yang terjadi di Distrik Kamundan, kawasan pesisir Teluk Bentuni.

Dalam orasi politik kampanye Pilkada putaran 1 yang dilakukan di Kampung Kalitami 2, Sabtu (24/10/2020), Petrus Kasihiw yang sedang cuti sebagai Bupati, menyampaikan sejumlah program pembangunan di Distrik Kamundan, yang sudah dilakukan selama 3,4 tahun memimpin Kabupaten Teluk Bintuni.

“Mari kita semua berpikir waras dan logis. Kejayaan apa yang sudah terbangun di Kamundan pada sepuluh tahun yang lalu? Apakah masyarakat tidak merasakan pembangunan yang di lakukan pemerintah daerah selama 3,5 tahun ini,” kata Petrus Kasihiw.

Abu Nawas adalah tokoh hikayat masa lampau yang terkenal pandai bersiasat untuk mencapai tujuannya. Nama tokoh ini yang sekarang popular digunakan masyarakat untuk menyebut orang-orang yang gemar menipu.

Menurutnya, program pembangunan yang dilakukan pemerintah bukan hanya fisik infrastruktur jalan atau jembatan. Tapi bantuan modal untuk sektor perekonomian, juga bagian dari pembangunan ekonomi kerakyatan.

Ironisnya, lanjut Petrus,program yang digulirkan melalui Dinas Perindustrian dan Koperasi ini, banyak diingkari dan isunya digulir sekelompok orang untuk kepentingan politik.

Berbekal data yang sudah disiapkan, Petrus Kasihiw kemudian membacakan nama-nama masyarakat Kampung Kalitami dan Maroro di Distrik Kamundan, yang tercatat sebagai penerima bantuan modal usaha yang pernag digelontorkan pemerintahan Pit-Matret dalam 3,5 tahun terakhir.

Sejak tahun 2017 sampai 2019, puluhan nama penerima bantuan itu dibeber dari panggung Posko Pemenangan Pit-Matret jilid 2. Massa simpatisan PMK2 langsung menjawab dengan kata ‘ada’ ketika nama penerima yang idisebut mengakui dan menerima program itu.

Sebaliknya, massa meneriaki dengan kata ‘menyangkal’, ketika ada nama penerima disebut dan selama ini yang bersangkutan tidak mengakui.  Padahal fakta di lapangan, mereka itu sama-sama mengambil dan menikmati bantuan modal usaha itu.

 “He.. menyangkal banyak sampe.. Maksudnya menyangkal itu bagaimana ka? Ini jumlah yang menerima di tahun 2019, ada 72 orang. Kalau satu orang dapat bantuan 5 juta itu, sudah berapa. Hitung sendiri sudah,” sahut Petrus Kasihiw.

Syarat untuk mendapat bantuan itu, juga sangat mudah. Tinggal foto copy identitas, Kartu Keluarga dan foto dokumentasi tempat usaha, tidak rumit seperti ketika ingin mengajukan bantuan modal di perbankan.  

“Ini pemerintahan Pit-Matret sengaja dorong, supaya ekonomi kecil bisa tumbuh. Kalau mereka bilang selama ini susah karena tidak ada uang beredar, baru bantuan ini bukan uang ka? Kalau dulu sepuluh tahun tidak mendapat uang, ini baru 3,5 tahun sudah mendapat uang modal,” ujar Petrus Kasihiw.

Selain membongkar adanya bantuan modal usaha, Petrus Kasihiw juga menyampaikan adanya politisi di Kamundan yang mendapatkan proyek pembangunan infrastruktur di Distrik Kamundan, di era kepemimpinannya. Tapi di saat musim Pilkada itu, kabar yang dihembuskan ke masyarakat sebaliknya.

“Jadi sekarang ini tukang tipu banyak seperti Abu Nawas,” tandasnya. **