Salah satu surat keterangan Hasil Pemeriksaan Laboratorium Balai Besar Kesehatan Maksassar yang dikeluarkan oleh RSUD Sele Be Solu Kota Sorong.

Sorong, TN- Ketua Ikatan Keluarga Bima (IKKB) Sorong Raya, Eddi Sabara, kembali mempertanyakan surat keterangan (Suket) hasil pemeriksaan laboratorium Balai Besar Laboratorium Kesehatan (Balitbangkes) Makassar milik pasien Covid-19 berinisial NA sekeluarga yang dikeluarkan Rumah Sakit Sele be Solu kota Sorong.

“Inikan hasil Swab, yang tentunya pasien dan keluarga pasien harus terima, adalah hasil dari laboratorium atau keterangan langsung dari Balitbangkes Makassar, bukannya surat keterangan yang dikeluarkan dari Rumah Sakit Sele be Solu. Jadi pada prinsipnya kami mempertanyakan hal ini,” tegas Eddi Sabara, kepada media ini, Rabu (3/6).

Menurutnya, hasil yang diminta keluarga adalah hasil Swab yang menyatakan status NA dan keluarganya positif atau negatif, langsung dari Balitbangkes Makassar, bukan surat keterangan yang dikeluarkan Rumah Sakit Sele be Solu. Hal itu semata-mata untuk mematahkan kecurigaan pihak keluarga yang simpang siur dan tidak jelas terkait status NA dan keluarganya yang telah dikarantina lebih dari satu bulan.

“Apa dasarnya Rumah Sakit Sele be Solu keluarkan surat keterangan tanpa ada hasil swab langsung dari Balitbangkes Makassar. Kami tidak puas dengan surat keterangan yang dikeluarkan dan ditandatangani oleh direktur Rumah Sakit Sele be Solu dan kepala instalasi laboratorium RSUD Sele be Solu kota Sorong, itulah yang kami pertanyakan, seakan-akan sampel sawab NA dan keluarga diperiksa di Rumah Sakit Sele be Solu,” tegasnya.

Kata Eddi Sabara, jika ada surat hasil Swab pasien yang dikirim langsung dari Balitbangkes Makassar, menurutnya tidak perlu lagi ada surat keterangan dari Rumah Sakit Sele be Solu kota Sorong kepada pasien dan keluarga pasien.

“Saya pikir kalau sudah ada hasil Swab yang dikembalikan langsung dari Balitbangkes Makassar, berarti sudah tidak perlu lagi Rumah Sakit keluarkan surat keterangan kepada pasien dan keluarga yang bersangkutan,” jelasnya.

Lebih lanjut kata Eddi Sabara, hasil Swab dari laboratorium Makassar adalah privasi dari pasien Covid tersebut, jadi sebelum dirilis secara terbuka, hasil itu harus diberitahukan kepada pasien yang bersangkutan terlebih dahulu, sebelum hasilnya dirilis oleh tim gugus tugas.

“Hasil Swab dari Makassar itu sudah pasti merupakan privasi dari pasien Covid, jadi sebelum dirilis secara terbuka, harusnya terlebih dahulu diberitahukan kepada pasien yang bersangkutan dan keluarganya. Dari awal kami sudah merasa aneh terkait hal ini, itu sebabnya kami terus mendesak tim Gugus Tugas covid-19 agar lebih terbuka soal status NA dan keluarganya,” tandas Sabara.

Selain IKKB penanganan Covid-19 di kota Sorong juga di protes oleh Warganet, salah satu akun FB RV Raweyai mengomentari dingin konten berita “Kasus terbaru C-19 Kota Sorong 56 Orang” . Menurutnya Hanya info virus Corona saja yang bertambah tetapi yang sembuh tidak ada. ” Kamu tinggal KASIH MASUK INFO CORONA VIRUS BERTAMBA TP UNTUK INFO ORANG SEMBUH TDK ADA SMA X,” tulis komentar akun RV Raweyai.

Dibanding dengan daerah tetanggga, wajar jika penanganan Covid-19 di kota Sorong menuai protes. Pasalnya dari 56 kasus pasien positif kabarnya hanya 1 pasien positif yang sembuh. Sedangkan tingkat kematian mencapai 10 orang yang ditangani secara protokol Covid-19, meskipun hanya 1 pasien yang dinyatakan terkonfirmaai positif dan 9 lainya berstatus pasien dalam pemantauan (PDP) ternyata negatif.

Tim Gugus Tugas percepatan penanganan Covid-19 kota Sorong yang dihubungi malam ini Rabu (3/6) melalui seluler Juru Bicara, Rudy R Laku, dikonfirmasi terkait surat keterangan hasil Swab tersebat, belum terkoneksi .