Posko Siaga Bencana La Nina di Merauke Dibuka

Apel siaga bersama persiapan penanggulangan bencana La Nina di Merauke. Foto-Ist/TN

TEROPONGNEWS.COM, MERAUKE – Sebagai antisipasi terjadinya La Nina di wilayah selatan, Pemkab Merauke bersama TNI, Polri, PUPR dan seluruh stakeholder menyiapkan Posko Siaga Bencana.

Posko siaga bencana dipusatkan di Jalan Brawijaya Kota Merauke dan mulai dibuka dengan apel siaga bersama yang diikuti 200 personil, Jumat (05/11)

“Kita siaga ketika terjadi bencana yang diakibatkan dari La Nina. Bisa banjir, longsor atau badai,” terang Kepala Balai Wilayah Sungai Papua Merauke, Yulianus Mambrasar usai apel siaga perdana.

Kegiatan ini sebagai tindak lanjut arahan Presiden Jokowi kepada Menteri PUPR dan diteruskan ke Direktur Jenderal SDA dan perintah dilanjutkan ke Diret terkait, dan Diret Sungai dan Pantai untuk mengkoordinir sampai ke Balai Wilayah Sungai di wilayah potensi terjadi La Nina.

Yulius memyebut, kendala di Merauke enam pintu air tidak berfungsi, ini yang menjadi perhatian serius agar ketika curah hujan tinggi tidak menimbulkan genangan air atau banjir di wilayah Merauke. Untuk itu, masyarakat diajak ikut mendukung dengan cara tidak membuang sampah di drainase dan atau buanglah pada tempatnya, sehingga tidak alami penyumbatan yang berakibat pada banjir.

Posko siaga bencana La Nina di Jalan Brawijaya Merauke. Foto-Getty/TN

Dilansir dari DetikEdu, peringatan kewaspadaan terhadap La Nina telah diterbitkan BMKG hampir tiap tahun. Fenomena La Nina berkebalikan dengan El Nino yang identik dengan peningkatan suhu, kemarau panjang, yang berdampak pada kesulitan air dan kekeringan.

La Nina adalah turunnya Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah hingga kurang dari kondisi normalnya. Pendinginan SML ini mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah.

Akibatnya terjadi peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum. Pada bulan September, Oktober, November dampak La Nina terasa di wilayah selatan, tengah dan timur. Sedangkan pada Desember, Januari, Februari efek La Nina bisa dirasakan di wilayah tengah-utara.

Sesuai peringatan BMKG, fenomena La Nina yang artinya anak perempuan berisiko memicu bencana hidrometeorologi. Bencana ini meliputi banjir, longsor, angin kencang atau puting beliung ataupun terjadinya badai tropis.

BMKG menyarankan masyarakat dan pemerintah segera mengambil langkah yang diperlukan menghadapi La Nina. Langkah ini untuk menekan efek yang dialami masyarakat menghadapi siklus bencana tahunan.

Berdasarkan kejadian La Nina pada 2020, curah hujan akan mengalami peningkatan pada November 2021-Januari 2022. Terutama di wilayah Sumatra bagian selatan, Jawa, Bali hingga NTT, Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi bagian selatan.

Curah hujan bulanan di wilayah tersebut naik 20-70 persen lebih besar dibanding normal. Secara umum, La Nina akan hadir dengan intensitas lemah-sedang hingga akhir Februari 2022. Potensi peningkatan curah hujan identik dengan risiko banjir.

“Perlu kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi lanjutan dari curah hujan tinggi yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologi. Pemerintah dan masyarakat harus menyiapkan langkah pengelolaan sumber daya air dan mitigasi bencana,” tulis BMKG.

Wakil Bupati Merauke H Riduwan yang juga hadir dalam apel siaga ini menyampaikan apresiasi kesiapan semua pihak dalam rangka penanggulangan bencana di wilayah Merauke. Dikatakan, masalah akan bisa teratasi ketika ada kerjasama yang baik, terkhusus sarana prasarana pendukung, dan normalisasi saluran di perkotaan.

“Kita harus siap siaga 24 jam dalam rangka menyelamatkan masyarakat,” ungkap H Riduwan.