AdvertorialBerita

Piet: Yang Bilang Tidak Ada Pembangunan di Bintuni, Itu Orang Serakah

×

Piet: Yang Bilang Tidak Ada Pembangunan di Bintuni, Itu Orang Serakah

Sebarkan artikel ini
Pasangan calon bupati dan wakil Bupati Teluk Bintuni nomor urut 2, Ir.Petrus Kasihiw dan Matret Kokop SH, saat menyampaikan orasi politik di posko pemenangan PMK2 Jilid 2 di kompleks pamongpraja, Jumat (13/11/2020) sore. (Foto: Tantowi/TN).

TEROPONGNEWS.COM, BINTUNI – Kandidat calon Bupati Teluk Bintuni, Ir. Petrus Kasihiw menyebut, orang yang mengatakan tidak ada pembangunan selama 3,5 tahun kepemimpinan Piet-Matret, adalah orang-orang serakah yang hanya mementingkan perut sendiri.

1055
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

Mereka adalah orang dalam barisan sakit hati karena kebijakan Piet-Matret yang mengubah pola pembangunan, dari model untuk sekelompok pemilik CV, menjadi pekerjaan padat karya yang dikerjakan langsung oleh masyarakat.

“Dulu ada padat karya ka tidak? Tidak ada to.. karena dulu proyek itu diberikan untuk orang-orang tertentu pemilik CV. Di jaman saya dan pak Matret, kami tidak ingin seperti itu. Kami ingin pekerjaan ini dirasakan masyarakat banyak melalui program padat karya,” kata Piet, saat orasi politik di Posko Pemenangan Piet-Matret di Kompleks Pamong Praja, Jumat (13/11/2020).

Progam padat karya adalah pekerjaan infrastruktur yang digulirkan langsung ke distrik, dan dikerjakan secara swakarya oleh masyarakat setempat. Jika per distrik mendapat alokasi dana padat karya sebesar Rp 1 miliar, praktis total dana yang digulirkan ke masyarakat melalui program ini, sebanyak Rp 28 miliar.

“Kalau dulu hanya CV yang dekat bara api yang kenyang. Rakyat tidak menikmati. Bisa satu orang punya 3 sampai 4 CV. Saya tahu, itu yang terjadi. Sehingga uang hanya beredar di kelompok tertentu saja,” tandas Piet.

Selain proyek padat karya, era kepemimpinan Piet-Matret juga bergulir dana bantuan modal untuk usaha mikro, kecil dan menengah. Nominalnya mencapai Rp 5 juta per pengusaha.

Untuk pengusaha Orang Asli Papua (OAP), ada juga program khusus yang digulirkan Piet-Matret, yakni bantuan modal usaha Rp 100 juta per orang. “Jadi kalau dibanding 10 tahun yang lalu, lebih banyak mana uang yang beredar di masyarakat. Jadi sudahlah. Stop tipu-tipu masyarakat dengan isu-isu yang menyesatkan,” tandas Piet.