Berita

Pengerukan Drainase di Kota Sorong Sempat Diwarnai Perdebatan Dengan Pemilik Toko

×

Pengerukan Drainase di Kota Sorong Sempat Diwarnai Perdebatan Dengan Pemilik Toko

Sebarkan artikel ini
pengerukan drainase di jalan Basuki Rahmat Kilometer 12 kota Sorong. (Foto:Mega/TN)

TEROPONGNEWS.COM,SORONG – Pemerintah Provinsi dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum (PU) Papua Barat melakukan pengerukan di jalan Basuki Rahmat, Kilometer 12 Kota Sorong, Sabtu (10/9/2022).

1461
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

Pengerukan dilakukan sebagai antisipasi terjadinya banjir dan genangan di badan jalan.

Pantauan media ini, Dinas PU Papua Barat menurunkan alat berat untuk mengeruk drainase. Tampak alat berat berupa eskavator dikerahkan untuk mengeruk sumbatan yang terjadi di dalam parit besar yang ada di depan pertokoan.

Alat berat saat merobohkan jembatan depan pertokoan kilometer 12. (Foto:Mega/TN)

Terlihat alat berat mengeruk tumpukan tanah dan sampah di dalam parit yang selama ini menjadi penyebab tidak mengalirnya aliran air menuju sungai.

Untuk memaksimalkan pengerukan, jembatan depan pertokoan dirobohkan agar garpu eskavator bisa dengan leluasa mengeruk drainase.

Sempat terjadi perdebatan antara pihak Dinas PU dan pemilik toko, lantaran jembatan yang dirobohkan menyulitkan akses masuk pelanggan ke toko.

“Ruas ini memang seharusnya ruas jalan nasional, tetapi kami provinsi harus ambil langkah cepat karena ruas jalan ini kemarin ketika banjir terendamnya sangat luar biasa. Bahkan sampai ada perahu lewat di jalan ini. Setelah kami identifikasi memang benar saluran-saluran yang didirikan oleh pengusaha-pengusaha atau toko-toko di sekitar sini mereka menutup jalannya air,”ujar Kepala Dinas PU Papua Barat, Yohanis Momot di Sorong, Sabtu (10/9/2022).

Kepala dinas PU Papua Barat, Yohanis Momot. (Foto:Mega/TN)

Akibatnya, sambung Yohanis, air tidak bisa mengalir dari jembatan kilometer 10 ke kilometer 12 karena saluran di kilometer 12 tersummbat sehingga air keluar di badan jalan.

“Jadi kami pemerintah harus kuat. Kami pelayanan tetapi kepentingan rakyat banyak harus kita pikirkan. Jangan satu dua orang yang berbuat ulah seluruh rakyat jadi korban. Jadi hari ini kami bongkar seluruhnya. Apapun alasannya tetap kami bongkar karena demi kepentingan rakyat banyak,”tegasnya.

Yohanis menuturkan, jembatan pertokoan di jalan basuki rahmat kilometer 12 dibongkar 100 persen dan akan diganti dengan jembatan kayu untuk akses mereka sementara.

“Kemudian kami kasih masuk di APBD induk untuk pengerjaan konstruksi akses masuk. Kenapa kami sendiri ambil alih, karena posisi beberapa jembatan yang ada di sini sangat rendah. Ketika air datang jadinya macet, jadi kami mau samaratakan tingginya. Kami tidak berpikir untuk hari ini saja, tapi untuk 5 tahun 10 tahun ke depan.

Ditambahkannya, ada sekitar 23 titik dengan puluhan alat berat diturunkan untuk melakukan pengerukan.

“Sekitar 26 alat berat kita turunkan. Masyarakat Sorong pasti sudah lihat beberapa daerah yang selama ini jadi langganan banjir hari ini terbebas. Artinya kita punya progres luar biasa. Ini yang kami mau tunjukkan kepada masyarakat. Jadi saya minta masyarakat mendukung kami, agar masalah banjir ini tidak terjadi berulang-ulang,”pungkasnya.