Orang Tua Diajak Rutin Bawa Balitanya ke Posyandu

Ambon, TN – Duta Parenting Provinsi Maluku, Widya Murad Ismail, mengajak para orang tua untuk rutin membawa anak balitanya ke Posyandu (Pos Pelayanan Keluarga Berencana – Kesehatan Terpadu) setiap bulan. Hal itu disampaikan saat dirinya mengunjungi tiga Posyandu balita di Kota Ambon, Sabtu (14/3). Demikian siaran pers yang diterima Teropongnews.com, di Ambon, Minggu (15/3) pagi.

Dikatakannya, hingga anak berusia lima tahun, ibu harus rutin membawa anaknya ke Posyandu. Sebab jika tidak, dikhawatirkan tumbuh kembang anak serta pemenuhan gizinya tidak dapat terpantau dengan baik.

“Posyandu tidak hanya berkaitan dengan vaksinasi anak. Di Posyandu, berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala anak akan di ukur, untuk mendeteksi sejak dini jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kekurangan gizi, termasuk gagal tumbuh atau stunting,” kata Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Maluku ini.

Saat berkunjung ke tiga Posyandu di Kota Ambon, yakni di Wara, Ahuru Goa, dan Kampung Rinjani, Widya didampingi oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kota Ambon, Debby Louhenapessy, yang juga istri Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy.

“Kehadiran saya bersama ibu Debby semata-mata sebagai bentuk cinta dan kasih sayang, serta perhatian kami. Kami berharap, anak-anak kita semuanya sehat-sehat. Hanya saja semua terpulang lagi ke para orang tua. Apakah anaknya rutin dibawa tidak, setiap bulan ke Posyandu?,” ujarnya.

Widya menegaskan, kedatangannya untuk melihat langsung pola pelayanan Posyandu yang dijalankan para kader Posyandu, bukan untuk melihat kekurangan atau untuk mencari kesalahan. Ia justru mengapresiasi para kader Posyandu, karena apa yang mereka kerjakan adalah bentuk pengabdian kepada masyarakat.

“Saya berharap, intensif para kader kedepan juga bisa dinaikkan, sebagai bentuk penghargaan kita terhadap kerja-kerja mereka,” tegasnya.

Menurut Widya, hampir setahun ini dia turun ke empat kabupaten di Maluku untuk kampanye perangi stunting. Rencananya, Kabupaten Maluku Tenggara dan Maluku Barat Daya, akan menjadi locus stunting yang dia datangi di tahun ini.

Sebelumnya, pada Februari lalu, Widya bersama Gubernur Maluku, Murad Ismail, turun ke Kabupaten Seram Bagian Timur. Di sana ia mengunjungi locus stunting di Desa Kufar, Kecamatan Tutuktolu, serta Desa Kilmuri dan Desa Kilbon di Kecamatan Kilmuri.

“Jangan sampai saya turun ke wilayah kabupaten-kabupaten, tapi Posyandu yang ada di Ambon, daerah domisili dan tempat tinggal saya, justru saya lupa dan abaikan. Untuk itu, saya bersama ibu Debby sengaja turun ke Posyandu di Ambon hari ini, sebagai tanda kami juga peduli. Mudah-mudahan kedepan kami akan turun lagi ke posyandu lainnya,” ungkapnya.

Dari pantauannya, Widya juga menemukan ada anak yang berat badan dan ukuran tubuhnya tidak sesuai dengan usia. Bahkan ada anak yang dibawa ke Posyandu selama tiga bulan terakhir, berat badannya selalu turun dari bulan ke bulan.

“Untuk sehat tidak harus mahal. Cukup dengan sayur-sayuran yang bisa di tanam di pekarangan rumah, seperti daun kelor atau daun katok dan lainnya. Bubur buat anak juga bisa di campur dengan ikan, atau dengan daging yang diblender. Kalau bayi diberi makan bubur, dia selalu menolak, mungkin sekali-kali harus ada variasi rasa. Ibu-ibu jangan menyerah. Harus dipaksakan biar anak juga menjadi terbiasa. Ini untuk kebaikan anak-anak ibu,” jelasnya.

Pejabat Kepala Pemerintahan Desa Batu Merah, Fenly Masawoy, saat menerima kedatangan Widya dan rombongan di Posyandu Ahuru Goa mengaku, kunjungan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Maluku dan Kota Ambon di daerahnya, turut memotivasi pihaknya untuk terus berbenah, terkhususnya dalam memberikan perhatian kepada pelayanan Posyandu di wilayah Desa Batu Merah.

Dikatakannya, Desa Batu Merah memiliki 40 Posyandu dibawah binaan tiga puskesmas, masing-masing Puskesmas Air Besar, Puskesmas Rijali, dan Puskesmas Waihoka.

“Tahun 2018, pemerintah Desa Batu Merah sudah mengalokasikan dana desa yang peruntukannya buat penyediaan sarana-prasarana meja dan kursi posyandu, makanan tambahan, serta intensif bagi para kader Posyandu,” jelasnya.

Untuk tahun anggaran 2019, lanjut dia, alokasi dana desa untuk pelayanan posyandu masih sama dengan tahun sebelumnya. Hanya saja di tahun itu, pihaknya juga mengadakan pelatihan kader kepada seluruh kader Posyandu di wilayah Desa Batu Merah.

“Setiap tahun, kami lakukan rapat koordinasi dengan seluruh kader Posyandu. Dari pertemuan itu, kami dapat menyerap aspirasi mereka, sehingga mengetahui apa saja yang menjadi kebutuhan Posyandu,” katanya.

Sementara itu, Ketua Kader Posyandu Kampung Rinjani, Warni Belu mengatakan, ada 60 anak balita di wilayah Kampung Rinjani, dimana Posyandu rutin diadakan setiap tanggal 9 bulan berjalan.

“Perkembangan semua balita terpantau karena para orang tua rutin membawa anaknya ke Posyandu. Kalau ada balita yang tidak ke Posyandu, kami para kader akan membawa timbangan dan kunjungi rumah balita tersebut sehingga data balita dan Kartu Menuju Sehat (KMS) selalu terisi. Sehingga tumbuh kembang anak selalu terpantau,” katanya.