ODP di Maluku Terus Beranjak Naik, Dari 53 Jadi 61 Orang

    Ambon, TN – Orang Dalam Pemantauan (ODP) Virus Corona di Maluku terus beranjak naik. Dari sebelumnya 53 orang menjadi 61 orang, yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota di Maluku. Hal yang sama juga terjadi untuk Pasien Dalam Perawatan (PDP), yang sebelumnya hanya 1 kini menjadi 2 orang. Jumlah ini diluar pasien 01, yang sudah positif terpapar virus Corona.

    Dengan rincian, Kota Ambon sebanyak 14 orang dari sebelumnya yang hanya 6 orang, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) 3 orang, Kabupaten Buru sebanyak 10 orang, Kota Tual sebanyak 2 orang, Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) sebanyak 26 orang, dan Kabupaten Kepulauan Aru sebanyak 6 orang. Sedangkan untuk PDP sebanyak 2 orang yang berada di Kota Ambon. Sedangkan 1 yang terkonfirmasi positif virus Corona dari Kabupaten Maluku Tengah.

    “Hingga pukul 12.00 WIT tadi siang, sebanyak 61 orang. Dan untuk PDP sebanyak 2 orang, sementara yang terkonfirmasi itu hanya 1 orang,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Meikyal Pontoh saat menggelar konferensi pers, posko Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku, di lantai VI Kantor Gubernur Maluku, Senin (23/3).

    Sebelumnya, Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy mengaku, di wilayah Kota Ambon ada 11 orang yang diduga terinfeksi virus Corona. Dan dari 11 orang tersebut, berdasarkan hasil pemeriksaan 1 orang telah positif terinfeksi.

    Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy. Foto-Ist/TN

    Sementara lainnya tersebar masing-masing, Kecamatan Sirimau sebanyak 4 orang yang terdiri dari OPD sebanyak 2 orang, dan PDP sebanyak 2 orang, 1 ODP di Kecamatan Teluk Ambon, dan 5 ODP di Kecamatan Teluk Ambon Baguala.

    Menurut Wali Kota, pasien yang positif terpapar virus Corona tersebut, berasal dari Bekasi/Jakarta selaku pekerja bersama 14 orang rekannya yang bekerja di lantai 2 samping Hotel Santika, untuk pembangunan gedung seperti Ace Hardware dan Informa, dan semuanya menginap di Hotel Amaris Ambon.

    Sebelumnya, kata Wali Kota, Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon telah melakukan antisipasi awal, dengan memberlakukan aktivitas belajar dari rumah bagi anak-anak usia sekolah, yang kemudian dilanjutkan dengan bekerja dari rumah bagi para pegawai.

    “Langkah ini sudah kita ambil sebelumnya, langkah berikutnya kami akan membatasi waktu pelayanan publik, yakni dari jam 10 sampai jam 2 siang,” kata Wali Koya.

    Walikota menegaskan, langkah-langkah lain yang bersifat proteksi bagi masyarakat juga segera diberlakukan, antara lain, penambahan wastafel portable disejumlah tempat di Kota Ambon, pembatasan jumlah penumpang baik dalam angkutan kota (angkot) maupun penumpang penyeberangan speedboat.

    “Saya sudah perintahkan Kepala Dinas Perhubungan untuk segera menyurati para pemilik kendaraan umum angkot dan speedboat untuk segera mengurangi jumlah setoran harian, sehingga tidak membebankan para pengemudi. Namun, tentunya disertai dengan kompensasi tertentu bagi pemilik kendaraan,” tegas Walikota.

    Kebijakan lainnya yang diambil Pemkot adalah, dengan mengupayakan pengadaan sanitizer bagi masyarakat. “Saat ini kita tengah mengupayakan sanitizer berupa Antis dari jakarta, semoga dalam waktu dekat, barangnya tiba di Ambon dan akan kita bagikan secara gratis bagi masyarakat,” ungkapnya.

    Hal lain yang akan dilakukan Pemerintah adalah, dengan meminta para tokoh agama untuk mempertimbangkan secara arif dan bijak terhadap kegiatan-kegiatan keagamaan yang bersifat masal.

    “Saya juga sudah tegaskan kepada para lurah, kades dan raja untuk kegiatan-kegiatan masyarakat bersifat massal, seperti kawinan, acara ulang tahun maupun pesta kampung dan kegiatan-kegiatan lain untuk sementara dihentikan, sampai situasi benar-benar pulih kembali,” ucap Wali Kota.

    Untuk itu, Wali Kota meminta kepada masyarakat, agar tetap tenang, waspada namun jangan panik, karena Pemerintah akan tetap berupaya memberikan yang terbaik bagi masyarakat dalam memproteksi seluruh aktivitas masyarakat.

    “Kita sadar betul, kebijakan yang kita ambil akan sangat berdampak bagi masyarakat kecil. Karena itu, saya sudah minta staf untuk mengkaji dan mempersiapkan program-program intervensi yang bisa dibuat untuk membantu rakyat dan masyarakat di Kota Ambon,” tandas Wali Kota.