MPR RI Dukung Presiden Vietnam Soal Kesepakatan Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia – Vietnam

Pimpinan MPR RI Arsul Sani dan Yandri Susanto menerima Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc di Ruang Kerja Ketua MPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis sore (22/12/2022).

TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menegaskan MPR RI mendukung berbagai kesepakatan yang dihasilkan dalam pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc, baik dalam hal penguatan kerjasama antar kedua negara secara bilateral, dalam konteks ASEAN, maupun di berbagai forum internasional.

Sebagaimana disampaikan Pimpinan MPR RI Arsul Sani dan Yandri Susanto usai menerima Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Kamis sore (22/12/2022).

Bamsoet sapaan akrabnya menyebut salah satu kesepakatan besar yang patut didukung dan diapresiasi yakni kerja keras pemerintah Indonesia dan Vietnam yang telah menyelesaikan perundingan garis batas zona ekonomi eksklusif (ZEE) kedua negara.

“Sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo usai bertemu Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc di Istana Kepresidenan, Bogor, Kamis siang (22/12/22), sengketa garis batas ZEE antara Indonesia dengan Vietnam sudah dibahas sejak 21 Mei 2010. Setelah melakukan perundingan intensif selama 12 tahun, Indonesia dan Vietnam akhirnya dapat menyelesaikan perundingan mengenai garis batas zona ekonomi eksklusif (ZEE) kedua negara berdasarkan UNCLOS 1982,” ujar Bamsoet dari Melbourne, melalui pernyataan tertulis, Jumat (23/12/2022).

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, dari pembicaan Wakil Ketua MPR RI Asrul Sani dan Yandri Susanto dengan Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc, penyelesaian perundingan garis batas zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia dengan Vietnam berdasarkan UNCLOS 1982 merupakan pencapaian yang luar biasa.

Kedua negara akhirnya bisa saling menghormati kedaulatan satu sama lain, sehingga kedepannya diharapkan tidak ada lagi kapal penangkap ikan berbendera Vietnam yang beroperasi di kawasan ZEE Indonesia, begitupun sebaliknya.

“Selain mendukung kesepakatan ZEE tersebut, MPR RI juga mendukung komitmen kerjasama perekonomian Indonesia – Vietnam, khususnya dalam hal pemulihan ekonomi pasca pandemi. Pemerintah Indonesia dan Vietnam telah memiliki target baru perdagangan bilateral sebesar 15 miliar dollar AS pada 2028. Mengingat target perdagangan 10 miliar dollar AS pada 2023 sudah tercapai dan bahkan dilampaui pada tahun 2021 lalu dengan nilai perdagangan mencapai 11,06 miliar dollar AS,” jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, tidak hanya meningkatkan hubungan dari sisi pemerintahan, MPR RI juga mengajak Vietnam untuk mengintensifkan kunjungan antar-parlemen dan saling dukung dalam berbagai forum parlemen regional dan internasional. Sekaligus, kata dia, mendorong agar kedua negara tetap melanjutkan kerjasama sister cities antara Hanoi dan Ho Chi Minh dengan Bali dan Semarang.

“Selain di bidang sosial, ekonomi, dan politik, kerjasama di sektor olahraga juga bisa dibangun antara Indonesia dengan Vietnam. Salah satunya dari sisi olahraga sepakbola. Tidak dapat dipungkiri, kualitas sepakbola Vietnam berada jauh diatas Indonesia. Terbukti dari peringkat FIFA, Vietnam menduduki peringkat ke-96, sementara Indonesia berada di peringkat ke-151,” ucap dia.

“Tidak ada salahnya jika kita mengambil banyak pelajaran dari Vietnam, tentang bagaimana memajukan sepakbola sebagai sebuah industri, olahraga, dan juga gaya hidup,” lanjut dia.