Menjadi Yang Pertama Adakan Reses di Kampung, Manuel Syatfle Disambut Sukacita Masyarakat Klabot

Klabot, TN – Masa reses pertama yang dilakukan Manuel Syatfle S.Ip, anggota DPRD Kabupaten Sorong ke Distrik Klabot, mendapat sambutan sangat antusias dari masyarakat setempat.

Sejak dari jalan masuk kampung, warga sudah bergerombol menunggu kedatangan politisi Partai Berkarya itu, dengan bersukaria, bernyanyi dan menari. Bahkan, Kepala Distrik Klabot, Oktofianus Kolin, menyusul rombongan anggota Komisi A ini sejak beberapa kilometer sebelum masuk kampong.

“Sejak tahun 2013 hingga 2020 saya menjadi Kepala Distrik Klabot, baru kali ini ada anggota DPRD Kabupaten Sorong yang mengadakan reses di kampung ini. Tadi sama-sama kita saksikan juga, bagaimana warga begitu antusias, bergembira menyambut kedatangan anggota dewan ini,” kata Oktofianus.

Menurutnya, sebagai wakil rakyat, apa yang dilakukan Manuel sudah sangat tepat. Memanfaatkan waktu reses dengan turun ke daerah pemilihan, bertemu dan menyerap aspirasi masyarakat pemilihnya.

“Saya sangat mengapresiasi apa yang sudah dilakukan ade dewan ini. Sebagai wakil rakyat, sudah seharusnya melakukan hal seperti ini. Bukan hanya duduk di kursi empuk, menunggu pengaduan masyarakat di gedung dewan,” tandas Oktofianus.

Pertemuan dengan para kepala kampung dan perwakilan masyarakat yang datang dari 8 kampung di Distrik Klabot, dilakukan di ruang Polindes. Acara mendengarkan aspirasi masyarakat ini dibuka oleh Kepala Distrik Klabot dengan memukul tifa.

Di Distrik Klabot sendiri terdapat 8 kampung, yakni Kampung Klabot, Kampung Kanolo, Malawes, Mlasfa, Somir, Mlat, Warti dan Kampung Indiwi. Dari pertemuan dialogis itu, banyak keluhan dan aspirasi yang disampaikan warga.

Mesak Simori, Ketua Bamuskam Kampung Klabot, menyampaikan aspirasi masyarakat.

“Sebelum menyampaikan apa yang menjadi aspirasi warga, kami sampaikan apresiasi yang luar biasa bagi masyarakat Klabot, yang akhirnya memiliki wakil rakyat di gedung DPRD. Hari ini adalah yang pertama dalam sejarah, Kampung Klabot didatangi anggota dewan, dan mau duduk bersama warga untuk mendengarkan apa yang menjadi persoalan di kampung,” ujar Mesak Simori, Ketua Bamuskam Kampung Klabot.

Mesak Simori kemudian menyampaikan beberapa poin yang menjadi kebutuhan Kampung Klabot, yakni masalah pendidikan, kesehatan dan pelayanan ibadah.

“Di kampung ini kami butuh ada rumah dinas guru, agar para tenaga pengajar itu bisa tinggal disini, memberikan pelajaran anak-anak di sekolah. Ini yang selama ini menjadi keluhan dan kendala, para guru enggan mengajar di sini, karena tidak ada tempat tinggal,” ujar Simori.

Menyangkut masalah kesehatan, Mesak Simori berharap ada petugas kesehatan yang tinggal di Distrik Klabot, agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan setiap saat. Selama ini, untuk pergi berobat, warga Klabot harus ke wilayah lain, seperti ke Distrik Buk dan sekitarnya.

“Saya yang bicara ini hampir mati karena tidak ada pelayanan kesehatan yang menolong. Saat ini kami butuh layanan kesehatan. Kami pemerintah kampung bersedia menyiapkan apa yang dibutuhkan pemerintah daerah, asalkan ada petugas kesehatan di kampung ini,” tandasnya.

Sementara Yeremias, warga lainnya menyampaikan, masalah air bersih juga persoalan yang perlu mendapat perhatian daerah pemerintah daerah. Kemudian masalah penerangan kampung, serta pendidikan.

“Sudah berkali-kali kami sampaikan permohonan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Sorong, agar di Distrik Klabot ada di bangun SMK. Tapi sampai saat ini tidak ada jawaban,” katanya.

Manuel Syatfle didampingi Kepala Distrik Klabot, menjelaskan mengenai tugas dan kewenangan DPRD dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan.

Manuel Syatfle yang tampil dengan gaya bicara yang lembut, menyampaikan bahwa berbagai aspirasi warga itu sudah tepat sasaran disampaikan kepada dirinya.

“Kebetulan saya ada di Komisi 1 atau Komisi A, yang membidangi masalah Pendidikan, Kesehatan, Pemerintahan dan pemekaran. Jadi sudah pas kalau Bapak dan Ibu menyampaikan aspirasi itu kepada saya,” kata Manuel, disambut tepuk tangan warga yang hadir.

Hanya saja, kata Manuel, yang memiliki kewenangan membangun itu bukan dirinya atau lembaga DPRD, tetapi eksekutif dalam hal ini Bupati Sorong.

“Tetapi kami sebagai wakil rakyat, akan menyuarakan aspirasi ini kepada pemerintah daerah, agar apa yang dibutuhkan masyarakat bisa terpenuhi. Kami akan terus pantau dan dorong di eksekutif,” kata Manuel.

Seluruh aspirasi itu, katanya, akan menjadi bahan untuk penyusunan APBD 2021 yang akan dibahas pada akhir 2020 ini. “Jadi jangan salah dipahami, anggaran 2020 sudah berjalan. Aspirasi ini akan masuk dalam pembahasan APBD 2021,” tandas Manuel.

Pada kesempatan ini, Manuel Syatfe juga menyerahkan bantuan dana sebesar Rp 20 juta untuk pembangunan tugu di Kampung Klabot. “Saay dulu pernah berjanji untuk membantu, maka hari ini saya penuhi janji itu,” pungkasnya. **