Masuk 10 Destinasi Prioritas, Tidak Lama Lagi Pemerintah Bangun Bandara Misool di Raja Ampat

Penyerahan dokumen pembangunan bandara Misool dari mentri Perhubungan, Budi Karya Sumadi (kiri) kepada bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati (tengah) disaksikan oleh kepala BKPM RI, Bahlil Lahadalia (kanan). Foto istimewa.

TEROPONGNEWS.COM, SORONG- Setelah ditetapkan dalam 10 Destinasi Pariwisata Prioritas atau masuk dalam Program Prioritas Strategis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 oleh Presiden RI, Joko Widodo, maka pemerintah pusat kini mulai fokus terhadap pembangunan infastruktur di kabupaten Raja Ampat Papua Barat.

Salah satu fokus pemerintah pusat adalah rencana pembangunan Bandar Udara (Bandara) Misool, di kampung Limalas distrik Misool Timur kabupaten Raja Ampat, yang dalam waktu dekat akan dibangun.

Bupati Raja Ampat, Abdul Faris Umlati (AFU) ditemui di Sorong, Kamis (23/7/2020) kepada teropongnews.com, memastikan dalam waktu dekata Bandara Misool akan dibangun, setelah dirinya bertemu Mentri Perhubungan, Budi Karya Sumadi dan Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia di Jakarta belum lama ini.

Foto bersama usai membahas rencana pembangunan bandara Misool Raja Ampat dengan mentri Perhubungan, Budi Karya Sumadi (kiri) bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati (tengah) dan kepala BKPM RI, Bahlil Lahadalia (kanan). Foto istimewa.

Menurut AFU, pembangunan Bandara Misool adalah untuk meningkatkan aksesbilitas transportasi udara dari dan menuju kabupaten Raja Ampat sebagai salah satu daerah tujuan wisata dunia.

“Setelah saya bertemu dengan mentri Perhubang dan kepala BKPM, maka pak mentri pastikan dalam waktu dekat pembangunan Bandara Misool akan dibangun. Jadi itu semua karena Raja Ampat kan masuk dalam 10 Destinasi Pariwisata Prioritas atau masuk dalam Program RPJMN 2020-2024 oleh Presiden RI, Joko Widodo, sehingga fokus pemerintah sekarang untuk pembangunan Bandara Misool,” ujar bupati Abdul Faris Umlati.

Dikatakan, terkait hal tersebut, sebagai kepala daerah tentunya harus melakukan kordinasi dengan setiap kementrian dan lembaga terkait yang ada, salah satunya dengan menteri Perhubungan dan kepala BKPM.

Berkaitan dengan kawasan pembangunan bandara Misool, kata AFU, pemerintah daerah wajib menyiapkan hal-hal teknis seperti pematangan lahan, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Teknik Terinci (RTT) serta hal-hal teknis lainnya.

“Sebelum bandara itu dibangun kami pemerintah daerah sudah berkordinasi dengan pihak terkait, yang berkaitan dengan hal-hal teknis seperti kesiapan AMDAL, RKL, dan RTT termasuk syarat-syarat lainnya,” jelas AFU.

Disinggung terkait besarnya anggaran yang disiapkan pemerintah pusat untuk pembangunan bandara Misool, kata bupati AFU, sekitar Rp400 miliar lebih yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan akan dibayarkan melalui Bank Dunia atau World Bank.

“Rencana anggaran untuk pembangunan bandara Misool dari pemerintah melalui APBN itu, sekitar empat ratus miliar lebih yang dibayar langsung lewat Bank Dunia atau World Bank,” ungkap Abdul Faris Umlati.

Kata bupati Raja Ampat itu, setelah dibangunnya bandara Misool di Limalas Misool Timur, maka Raja Ampat telah memiliki dua bandara selain bandara Marinda di Waisai ibukota kabupaten Raja Ampat. Hal ini menurit AFU, dua bandara tersebut, nantinya menjadi gerbang istimewa bagi wisatawan asing maupun domestik yang ingin berkunjung ke Raja Ampat.