Berita

Ketua MPR RI: Mitigasi Penanggulangan Bencana Masuk Kurikulum Pendidikan

×

Ketua MPR RI: Mitigasi Penanggulangan Bencana Masuk Kurikulum Pendidikan

Sebarkan artikel ini
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo.

TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengajak masyarakat untuk tetap tenang dan waspada serta mengikuti berbagai arahan BMKG dalam menyikapi potensi cuaca ekstrem yang terjadi pada akhir Desember 2022 hingga awal Januari 2023.

1068
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

Seperti hujan lebat, gelombang air laut tinggi, hingga angin kencang yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia.

“Kondisi geografis Indonesia yang rawan terhadap berbagai bencana alam, seperti keberadaan tiga lempeng aktif yakni eurasia, indopasifik dan indoaustralia, seharusnya juga menyadarkan kita untuk memprioritaskan pendidikan kebencanaan dan mitigasi penanggulangan bencana masuk dalam kurikulum pendidikan. Sehingga setiap anak bangsa bisa siap dan siaga menghadapi berbagai potensi bencana yang akan datang. Sebagaimana dilakukan oleh Jepang dan berbagai negara besar lainnya yang juga memiliki posisi geografis rawan bencana seperti Indonesia,” ujar Bamsoet di Jakarta, Jumat (30/12/2022).

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, dalam laporan BMKG, cuaca ekstrem selama akhir Desember 2022 hingga awal Januari 2023 tersebut setidaknya disebabkan empat fenomena anomali dinamika atmosfer. Pertama, peningkatan aktifitas Monsun Asia yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan selatan. Kedua, lanjut dia, intensifikasi seruak dingin yang dapat meningkatkan kecepatan angin permukaan terutama di wilayah Indonesia bagian Barat dan Selatan.

“Ketiga, pembentukan pusat tekanan rendah yang dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan konvektif yang berpotensi menyebabkan hujan lebat hingga ekstrem dan peningkatan angin permukaan. Serta keempat, fenomena Madden Julian Oscillation berupa awan-awan hujan bergerak dari Samudera Hindia sebelah timur Afrika menuju Samudera Pasifik melalui wilayah Indonesia,” jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, menyikapi prakiraan cuaca tersebut, berbagai hal perlu dipersiapkan oleh masyarakat bersama pemerintah pusat dan daerah. Seperti bergotong royong membersihkan saluran air agar tidak tersumbat dan menyebabkan banjir, merapikan pohon-pohon hingga memastikan tegaknya tiang-tiang reklame serta baliho dan tiang-tiang lainnya agar tidak tumbang terkena angin besar.

“Selain itu, sangat penting bagi kita untuk senantiasa menjaga kesehatan, agar tidak terkena penyakit akibat perubahan cuaca ekstrem,” tuturnya.