Berita

Ketua MPR RI Minta Adanya Peningkatan Kompetensi Dokter

×

Ketua MPR RI Minta Adanya Peningkatan Kompetensi Dokter

Sebarkan artikel ini
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat membuka Kongres Nasional dan Pertemuan Ilmiah Tahunan yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) di Jakarta, Sabtu (12/11/2022).

TEROPONGNEWS.COM, JAKARTA – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan dunia kesehatan Indonesia sedang mengalami perubahan dan dinamika yang berlangsung sedemikian cepat. Salah satu faktor pemicunya adalah hadirnya pandemi Covid-19, yang seakan akan menyadarkan betapa rentannya ketahanan medis Indonesia dan betapa peliknya menghadapi tantangan dunia medis yang datang secara tiba-tiba dan serta merta.

Di samping berdampak pada sektor ekonomi dan kehidupan sosial, kata dia, pandemi Covid-19 secara nyata menggerus sektor kesehatan masyarakat, dan mendorong terjadinya perubahan pada berbagai aspek dan dimensi dalam bidang kedokteran.

Perubahan ini menuntut adanya penyikapan dari berbagai pemangku kepentingan, mengingat cakupan pelayanan kesehatan di Indonesia masih belum mencapai target yang diharapkan.Sebagai gambaran, misalnya, ia menjelaskan, angka kematian Ibu dari tahun 2018 memiliki tren meningkat.

4940
Mana Calon Gubernur Papua Barat Daya Pilihan Anda yang Layak?

 www.teropongnews.com sebagai media independen meminta Anda untuk klik siapa calon yang digadang-gadang oleh Anda untuk dipilih dan layak jadi calon Gubernur Papua Barat Daya Periode 2024-2029,  kemudian klik Vote pada bagian paling bawah ini.

Bahkan pada tahun 2021, jumlah angka kematian Ibu mencapai 7.389 orang, dimana mayoritas disebabkan oleh Covid-19. Angka kematian Ibu tersebut menunjukkan peningkatan lebih dari 59 persen, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang jumlahnya mencapai 4.627 orang.

“Angka ini juga mengindikasikan bahwa target pemerintah untuk menurunkan angka kematian Ibu ke 217 per seratus ribu kelahiran hidup, belum dapat terealisasi,” ujar Bamsoet sapaan akrabnya, saat membuka Kongres Nasional dan Pertemuan Ilmiah Tahunan yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) di Jakarta, Sabtu (12/11/2022).

Hadir antara lain Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr. Adib Khumaidi, Sp.O.T. dan Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI), Dr. Abraham Andi Padlan Patarai, M.Kes.Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini memaparkan, program prioritas pemerintah untuk menurunkan prevalensi stunting dari populasi yang memiliki faktor risiko atau penyakit yang disebabkan kekurangan gizi kronis, juga belum mencapai target yang diharapkan.

Menurut hasil studi status gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2021, angka prevalensi stunting mencapai 24,4 persen. Angka ini masih lebih besar dari target pemerintah sebesar 21,1 persen, dan akan jauh lebih besar lagi jika dibandingkan dengan target tahun 2024 sebesar 14 persen.

“Persoalan lain juga dapat kita rujuk pada data penyakit menular, misalnya penyakit Tuberculosis (TBC). Meskipun kita sudah berupaya keras memberantasnya dengan segala upaya, namun belum membuahkan hasil yang memuaskan,” ucap dia.

“Bahkan saat ini Indonesia menjadi negara dengan kasus TBC tertinggi ke-3 di dunia setelah India dan China. Jika kita kalkulasi, dalam setiap jam ada sekitar 11 orang pasien TBC yang meregang nyawa,” kata Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, saat ini diperlukan berbagai langkah progresif dan inovatif di bidang layanan kesehatan masyarakat yang meliputi beberapa aspek. Antara lain, perlu adanya transformasi kesehatan pada berbagai tingkatan, mulai transformasi pelayanan kesehatan di tingkat primer, maupun di layanan rujukan di rumah sakit.

Dalam rangka penguatan pelayanan kesehatan di tingkat primer dibutuhkan keterlibatan dan kontribusi dari para dokter umum, sebagai bagian terbesar dari entitas medis yang kita miliki. Saat ini, dengan jumlah 163 ribu dokter umum, tentu akan menjadi sumberdaya potensial yang sangat diperlukan untuk melakukan transformasi pada layanan tingkat primer.Ia menekankan, dalam kerangka membangun sumberdaya medis yang mumpuni, salah satu variabel penting yang harus selalu kita jaga dan perjuangkan bersama, adalah peningkatan kompetensi dokter.

“Saya dan kita semua tentunya sangat mengharapkan bahwa PDUI (Perhimpunan Dokter Umum Indonesia), sebagai wadah organisasi tempat bernaungnya para dokter umum, dapat terus berkontribusi untuk menjaga dan meningkatkan kompetensi segenap anggotanya, sehingga dapat membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia,” jelas Bamsoet.