Keren ! Legalitas Izin Home Industry Mama-mama Abun Kabupaten Tambrauw Siap Terbit

Demonstrasi mama-mama kelompok kerajinan di Tambrauw, saat membuat panganan kue dan kerupuk.

TEROPONGNEWS.COM, SORONG- Setelah melakukan pembinaan dan pelatihan kepada kelompok-kolompok kerajinan masyarakat kabupaten Tambrauw terkait pemanfaatan pangan lokal, seperti pembuatan kerupuk ikan dan bakso dari ikan Tenggiri serta berbagai macam kue dari Singkong, Yayasan Mange-mange Papua (YM2P) melakukan monitoring dan demonstrasi, dalam rangka pengajuan Nomor Izin Industri Rumah Tangga dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Sausapor, pada 4 November 2021 lalu.

Lewat kesepakatan bersama terhadap nama kelompok kerajinan masyarakat atau home industry yaitu, “Kelompok Ekonomi Kreatif Mama-Mama Abun Kabupaten Tambrauw”. Sedangkan kesepakatan nama produk, yaitu Kerupuk Inggri, Bakso Inggri, Kue Jamsem dan Brownis Weuw. (Inggri dalam bahasa etnis Biak, berarti Ikan Tenggiri. Sedangkan Jamsem dalam bahasa etnis Abun, berarti Kasbi atau Singkong dan Weuw dalam bahasa etnis Abun berarti Pisang).

Salah satu produk olahan dari ikan Tenggiri.

Sementara itu ada dua koordinator Kelompok yakni Aty Telubun dan Donna E. Mofu. Dari hasil tes penguasaan materi dan penguasaan keterampilan, kelompok telah menguasai rata2 98,6% dari penguasaan semula yakni 91-94%.

Terkait hal itu, pemerintah kabupaten Tambrauw memanfaatkan momentum Covid-19 dengan mempersiapkan berbagai fasilitas yang mendukung upaya mewujudkan kabupaten Konservasi sebagai salah satu destinasi wisata di Vogelkops atau Kepala Burung dari provinsi Papua Barat. Masyarakat menjadi bagian terpenting yang dipersipkan menyambut era baru pasca Covid-19 yang akan berperan mengambil bagian dalam kegiatan wisata.

Menyadari hal ini, Pemerintah Kabupaten Tambrauw melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan bekerjasama dengan Yayasan Mange Mange Papua telah melatih lebih dari 700 perempuan dan pemuda serta pelajar tentang Ekonomi alternatif, pariwisata berkelanjutan dan Pendidikan konsevasi berbasis pesisir dan mangrove. Kegiatan ini didukung oleh Pemerintah Selandia Baru yang dilaksanakan oleh Yayasan Mange Mange Papua.

Alberth Nebore, Project Coordinator dari YM2P mengatakan bahwa Covid-19 menjadi pengalaman berharga bagi masyarakat dalam mengantisipasi kesiapan ekonomi alternatif agar mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19.

“Covid-19 mengajarkan kita tentang pentingnya kesiapan ekonomi alternatif, sehingga jika terjadi pandemic, masyarakat memiliki alternatif ekonomi untuk mampu bertahan di tengah pandemic, sekaligus menjadikan ekonomi alternatif itu sebagai tujuan jangka Panjang. Seperti pelatihan pembuatan kerupuk ikan, bakso ikan dan aneka kue dari bahan lokal, dipersiapkan menjadi cemilan khas Tambrauw,” ujar Alberth Nebore, Selasa (30/11/2021).

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Tambrauw, menjelaskan bahwa peningkatan kapasitas masyarakat wisata telah menjadi kebuthan penting untuk menyambut era wisata pasca pandemic. Sehingga Ketika giat wisata normal Kembali, Tambrauw telah siap menawarkan berbagai destinasi wisata, baik blue wonder maupun green wonder, termasuk cemilan khas Tambrauw.

Pertemuan proses pengajuan Izin Home Industri menghasilkan berapa kesepakatan yakni nama kelompok, yang disebut kelompok ekonomi kreatif mama-mama Abun kabupaten Tambrauw. Sedangkan nama kerupuk ikan dan bakso ikan dengan sebutan local “kerupuk Inggri dan bakso Inggri”dalam Bahasa Biak berarti “ikan tenggiri.”sementara itu, sebutan local untuk kue bolu kasbi kukus adalah “Jamsem”dalam Bahasa Abun berarti kasbi atau singkong. Sedangkan untuk kue brownis pisang kukus, dinamakan “kue Weuw” dalam Bahasa Abun, yang berarti kue pisang.

Perhatian terhadap potensi local ini direspon oleh Kepala Distrik Sausapor, Herlina Yekwam. Ketika menyampaikan komentarnya dalam pertemuan dengan kelompok ekonomi kreatif Abun.

Kepala distrik Sausapor, Herlina Yekwam (kemeja batik kuning).

“Produk kerupuk Inggri dan aneka kue ini, berpotensi menciptakan usaha baru bagi peningkatan ekonomi keluarga, selain itu, seluruh bahan produk cemilan khas Tambrauw ini menggunakan bahan-bahan lokal yang berlimpah di kabupaten Tambrauw khususnya di Distrik Sausapor,” terang kepala distrik Sausapor, Herlina Yekwam.

Ia pun berharap, mama-mama yang tergabung dalam kelompok ekonomi kreatif ini tetap eksis untuk menghasilkan produk-produk perikanan maupun non perikanan, karena itu proses izin home industry akan menjadi perhatian dan tanggungjawab kami dalam rangka legalitas produk sebelum dipasarkan ke berbagai lokasi pemasaran di Tambrauw maupun di sekitar Sorong Raya.